Soloraya
Sabtu, 27 Januari 2018 - 12:00 WIB

2 SMP di Klaten Jadi Pilot Project Sekolah Bebas Kekerasan, Ini Hasilnya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perwakilan UNICEF Indonesia menyerahkan piagam penghargaan kepada Bupati Klaten, Sri Mulyani (tengah), di ruang kerja bupati, Jumat (26/1/2018). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Unicef menggelar program pencegahan kekerasan sekolah.

Solopos.com, KLATEN – Sekitar enam bulan terakhir, dua sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Klaten menjadi pilot project pengembangan program disiplin positif dan pencegahan bullying atau perundungan. Program yang dilakukan bekerja sama dengan United Nations Children’s Fund (Unicef) diharapkan bisa diperluas ke sekolah lainnya.

Advertisement

Spesialis Bidang Perlindungan Anak Unicef Indonesia, Astrid Gonzago Dionisio, mengatakan program pencegahan kekerasan sekolah tidak hanya dilakukan ke siswa dengan membentuk agen perubahan sebagai siswa yang menyuarakan ajakan untuk mengikuti berbagai kegiatan positif. Program dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru terkait penerapan disiplin positif sekolah.

Di Klaten, pengembangan program itu dilakukan di SMPN 6 Klaten dan SMPN 2 Prambanan. Selain Klaten, program pencegahan kekerasan untuk tingkat SMP diterapkan di Sulawesi Selatan.

Dari hasil pemantauan di SMPN 6 Klaten, Astrid menuturkan ada perubahan signifikan. “Hasil monitoring selama tiga bulan sangat luar biasa. Perubahan sangat banyak sekali. Contoh ada pengurangan bullying. Guru tidak lagi menerapkan sanksi dengan hukuman tetapi berdasarkan kesepakatan anak-anak yang membangun dan positif,” katanya saat ditemui di Setda Klaten, Jumat (26/1/2018).

Advertisement

Soal angka penurunan kekerasan sekolah, Astrid menuturkan segera melakukan evaluasi dari hasil pendataan yang dilakukan siswa melalui agen perubahan. “Dalam waktu dekat kami evaluasi. Dari hasil itu, bisa diukur berapa besar perubahannya,” katanya.

Program tersebut bakal direplikasi di dua sekolah lainnya di Klaten. Selain dua sekolah itu, ia berharap program yang sudah bergulir terus dirawat serta dikembangkan ke sekolah lainnya.

Astrid menjelaskan program pencegahan kekerasan juga bakal diterapkan di tingkat SD. “Untuk unsur SD kami sudah mulai terapkan di Papua,” katanya.

Advertisement

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengapresiasi program pendampingan dari Unicef terkait pilot project sekolah bebas kekerasan. “Apa yang sudah dicapai kami lanjutkan dan tingkatkan,” urai dia.

Kasi Perlindungan Hak Perempuan Perlindungan Khusus Anak dan Pemenuhan Hak Anak Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dissos P3AKB) Klaten, Hari Suroso, mengatakan hasil pendataan terkait penurunan kekerasan sekolah di dua sekolah itu ditargetkan rampung akhir Februari mendatang.

Soal kelanjutan program itu, Hari menjelaskan pemkab bakal terus melakukan pemantauan secara berkala. “Nanti terus ada pendampingan dari Dissos P3AKB, LPSKAI, serta LPA,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif