Jogja
Jumat, 26 Januari 2018 - 17:40 WIB

Seorang Kakek Pingsan Setelah Disengat Ratusan Tawon

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu korban sengatan tawon di Dusun Jimatan, Desa Jatirejo, Atmo Diryo menunjukkan bekas luka akibat sengatan tawon di tubuhnya, di RS Rizki Amalia Lendah, Kamis (26/1/2018).(Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Satu korban dilarikan ke rumah sakit.

Harianjogja.com, KULONPROGO–Dua orang kakek di Kecamatan Lendah diserang sengatan ratusan tawon saat sedang memanen kelapa di lahan pekarangan mereka di Dusun Jimatan, Desa Jatirejo, Kamis (25/1/2018). Satu di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kejang dan pingsan seusai tersengat serangga tersebut.

Advertisement

Korban sengatan yang dirawat di RS Rizki Amalia Lendah, Atmo Diryo menceritakan kejadian itu berlangsung sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu ia mengumpulkan kelapa yang sudah dijatuhkan ke tanah. Namun ia tak sengaja menyenggol sarang tawon yang berada di pucuk pohon kopi setinggi sekitar 80 sentimeter, yang tumbuh tak jauh dari pohon kelapa yang sedang dipanen tersebut. Kemudian, kawanan tawon berhamburan keluar sarang dan menyerang dirinya.

Atmo seketika lari sambil berteriak, sembari berusaha menyelamatkan diri masuk ke dalam rumah. Ratusan tawon tetap mengejarnya dan menyengat hampir sekujur tubuhnya. Mulai dari leher, tengkuk, kaki, tangan, punggung hingga kepala. Tak sanggup menahan sakit akibat sengatan, ia pingsan dan langsung dilarikan ke RS.

“Saat dibonceng ke RS, pandangan saya kuning semua tidak melihat apapun, saya sampai mau jatuh,” ujar kakek berusia 90 tahun itu, dijumpai di kamar rawat inapnya, Jumat (26/1/2018).

Advertisement

Sampai di sana, ia mendapat perawatan dari tim medis, mendapatkan obat anti radang, antibiotik dan infus. Hingga kini ia masih belum diperbolehkan pulang ke rumah, karena masih harus mengikuti prosedur pengobatan. Kendati Atmo merasa tubuhnya lebih baik, ia masih sesekali merasakan sakit di bagian kepala dan punggung.

“Saya belum pernah disengat tawon sebelumnya, baru kali ini,” terang lelaki yang memiliki nama kecil Suyad itu.

Anak Atmo, Suwarti mengungkapkan, akibat serangan kawanan tawon tersebut ayahnya langsung kejang-kejang, sehingga keluarga memutuskan langsung membawa Atmo ke rumah sakit saat itu juga. Selain Atmo, warga yang membantu Atmo memetik kelapa, yaitu Ngadimin juga mendapat serangan.

Advertisement

“Waktu Pak tuo [Atmo] lari menyelamatkan diri, ia sambil berusaha menjauhkan tawon yang mengerubungi tengkuknya,” ungkapnya.

Perempuan 62 tahun itu mengatakan, pihak keluarga dan ayahnya tidak mengetahui apabila di pohon kopi itu terdapat sarang tawon. Adapun tawon yang menyerang ayahnya itu berukuran cukup besar, berwarna hitam dengan sebuah garis kuning di bagian tengah tubuhnya. Bekas sengatan tawon langsung menimbulkan warna merah pada kulit ayahnya dan Ngadimin.

Korban yang lainnya, Ngadimin mengalami bengkak yang cukup besar pada tangan sebelah kanan akibat sengatan tawon. Kendati demikian ia tak sampai dirawat di RS dan cukup mengobati bengkak tangannya menggunakan olesan madu. Ia mengisahkan, saat kawanan tawon menyerang Atmo, ia masih berada di atas pohon kelapa, dan menunggu tawon mereda baru kemudian memutuskan turun. Ternyata masih ada tawon yang akhirnya menyengat tangan kanannya.

“Rasanya senut-senut dan panas, dulu pernah disengat tawon tapi sakitnya tidak sampai seperti ini,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif