Jogja
Jumat, 26 Januari 2018 - 14:40 WIB

Seluk Beluk Imigrasi Dikupas di Kampus UAD

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sosialisasi keimigrasian yang digelar di Kampus UAD, Kamis (25/1/2018). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Hari Bakti Keimigrasian, Kanwil Hukum dan HAM gelar sosialisasi imigrasi.

Harianjogja.com, JOGJA–Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Hukum dan HAM) DIY menggelar sosialisasi keimigrasian di kampus 1 Universitas Ahmad Dalan pada Kamis (25/1/2018). Acara dilaksanakan terkait dengan Hari Bakti Keimigrasian ke-68 yang jatuh pada 26 Januari.

Advertisement

Kepala Kanwil Hukum dan HAM DIY, Gunarso mengatakan acara ini sebagai upaya menyebarluaskan informasi mengenai keimigrasian kepada masyarakat. Hal yang penting dipahami salah satunya adalah mengenai ketentuan yang berlaku terkait persoalan keimigrasian ini. “Saat ini kami memilih untuk menyampaikan sosialisasi ke Ahmad Dahlan,” katanya membuka acara di hadapan  civitas academica Kamis.

Ia mengatakan jika informasi soal keimigrasiaan harus disebarkan dengan kerja sama pihak lain, khususnya yang bersentuhan langsung. UAD dianggap efektif untuk diberikan sosialisasi karena banyaknya mahasiswa asing yang menempuh pendidikan di institusi tersebut sehingga akan sangat banyak membantu. Lebih lanjut itu, informasi yang didapat juga bisa disampaikan pula ke masyarakat lainnya. Harapannya, materi yang disampaikan bisa bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan juga UAD sebagai institusi.

Eti Andriani, Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Hukum dan HAM DIY yang hadir sebagai pemateri menyampaikan sejumlah informasi dasar soal pelayanan paspor dan berbagai dokumen yang dibutuhkan untuk melintasi batas negara. Tak lupa mengenai layanan antrean pembuatan paspor yang sekarang sepenuhnya bersifat online. “Jadi sekarang tidak ada lagi antrean padat di kantor imigrasi, semua orang sudah datang jadwal jelas kapan harus datang,” terangnya.

Advertisement

Upaya memecah kepadatan permintaan paspor juga dilakukan dengan membukan kantor khusus layanan paspor di Bantul. Audiens juga mendapatkan informasi soal 126 negara yang memberlakukan bebas visa masuk untuk WNI. Bukan hanya itu, Eti juga menjelaskan asal muasal paspor dengan jumlah 24 halaman, lebih sedikit dari biasanya, yang sebenarnya ditujukan bagi Tenaga Kerja Indonesia dengan pertimbangan hanya akan sekali dipakai. Namun belakangan paspor yang lebih tipis ini banyak disasar masyarakat umum karena biaya pembuatannya lebih murah.

Kantor Urusan Internasional UAD, Ida Puspita mengatakan mahasiswa asing yang menempuh pendidikan di kampusnya berasal dari berbagai negara di lima benua. “Timur Tengah, Malaysia, Yaman, dan banyak lagi,” katanya. Namun, ia mengatakan jika sebagian besar mahasiswa asing saat ini berasal dari Tiongkok. Karena itu, sosialisasi ini sangat membantu lembaganya dalam pengurusan dokumen untuk kebutuhan akademik. Terlebih lagi, banyak kegiatan  civitas academica UAD membutuhkan legalitas dokumen dari imigrasi. Dalam acara bertajuk Imigrasi e-Gov Pasti Smile (Simpatik Mumpuni Integritas Lugas Empati) ini, nampak pula sejumlah mahasiswa asing yang ikut hadir salah satunya dari Timor Leste.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif