Jogja
Kamis, 25 Januari 2018 - 10:20 WIB

Luweng Blimbing Bisa Membentuk Gua seperti Jomblang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang warga melihat Luweng Blimbing yang airnya menyusut secara tiba-tiba, Senin (22/1/2018). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Luweng (Sinkhole) Blimbing menghebohkan masyarakat sekitar di Pacarejo

 

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Luweng (Sinkhole) Blimbing yang hebohkan masyarakat sekitar di Pacarejo, Semanu dimungkinkan akan membentuk seperti di Gua Bribin maupun Gua Jomblang.

Baca juga : FENOMENA ANEH : Muncul Suara Bergemuruh, Air Luweng Mengering Hanya Dua Jam

Advertisement

Baca juga : FENOMENA ANEH : Muncul Suara Bergemuruh, Air Luweng Mengering Hanya Dua Jam

Kepala Balai Pengawasan dan perijinan ESDM wilayah, Gunungkidul, Pramuji Reswandono, mengatakan kejadian munculnya amblasan wajar di daerah Karst.

“Wajar muncul di kawasan Karst atau gamping lubang itu. Seperti di Bribin atau Jomblang kan prosesnya seperti itu juga,” ujarnya pada Harianjogja.com, Rabu (24/1/2018).

Advertisement

Suara gemuruh yang sempat di dengar warga sekitaran Luweng Blimbing juga dimungkinkan dari sungai bawah tanah itu. Semakin dalam maupun lebar amblasan tersebut dikatakan Pramuji, tergantung kondisi batuan gamping atau Karst tersebut apakah kuat atau tidak, dan juga air hujan mungkin yang deras bisa mempercepat proses itu. Hal itu juga dipercepat jika air tergenang diantara bukit-bukit.

Dia mencontohkan amblesan tanah (Collapse Sinkhole) di Trisan, Karangwuni, Rongkop, beberapa tahun lalu.

“Saat itu dekat pemukiman jadi intensif menangani itu, walaupun tidak sebesar yang di Pacarejo. Namun dekat pemukiman yang dikhawatirkan semakin melebar saat itu sempat melebar dengan diameter lima meter dan kedalaman delapan meter. Ternyata setelah dilihat dengan georadar masih aman. Begitu ditimbuni celah-celah yang kecil bisa tertutupi,” ujarnya.

Advertisement

Dia mengatakan saat sosialisasi mengimbau warga agar jangan sampai ada genangan-genangan yang cukup besar sehingga menimbulkan potensi amblasan. Dia juga mengatakan jika kondisi hujan dalam taraf wajar tidak begitu masalah.

Terkait Luweng Blimbing dia mengatakan saat ini memang belum ada dari dinas maupun ahli untuk melihat struktur atau kondisi tanah dengan menggunakan georadar tersebut.

Jika nantinya amblasan itu bertambah dan membentuk seperti Gua Bribin maupun Gua Jomblang, dan tingkat erosi atau longsoran sudah stabil, justru bisa menjadi tempat wisata maupun penelitian.

Advertisement

Sebelumnya dia mengatakan fenomena alam tersebut biasa terjadi di kawasan Karst, yang terpenting masyarakat waspada dan berkordinasi dengan pihak terkait jika ada muncul lubang atau amblasan yang janggal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif