Jogja
Rabu, 24 Januari 2018 - 15:40 WIB

Ribuan Keluarga di Bantul Hidup dalam Ancaman Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dokumentasi)

BPBD dorong relokasi.

Harianjogja.com, BANTUL–Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggungalan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto mengakui ada ratusan kepala keluarga (KK) di Kabupaten Bantul yang membutuhkan relokasi. Hal ini lantaran mereka tinggal di daerah zona merah longsor. Bahkan menurut data terakhir, total ada 2.235 KK masih bertempat tinggal di zona merah rawan bencana, khususnya longsor.

Advertisement

Menurutnya pihak pemerintah desa lah yang bisa mengusulkan relokasi kepada BPBD jika ada warganya yang tinggal di daerah rawan seperti Ngadimin dan Ngatinem. Warga Pedukuhan Duwet Gentong, Dusun Watu Wayang, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan yang terpaksa mengungsi karena rumahnya terancam longsor. Dwi menambahkan Pemdes harus menyediakan lahan, yang biasanya merupakan tanah kas desa, untuk lokasi relokasi. Dengan syarat lahan tersebut merupakan lahan yang aman dari bencana. “Lahan relokasi ini biasanya disediakan oleh Desa dan diberikan stimulan dana dari pemerintah melalui BPBD,” ujarnya, Rabu (24/1/2018).

Namun demikian, Dwi menambahkan relokasi bukanlah satu-satunya solusi untuk menghadapi potensi bencana. Sebab relokasi ini merupakan langkah mitigasi nonstuktural yang responsif. Artinya baru dilakukan jika ada kejadian bencana. Maka pihaknya juga mendorong adanya mitigasi struktural yang sifatnya prefentif. Misalnya dengan penguatan tebing, penghijauan, pembuatan terasering dan penanaman vegetasi yang dapat menahan laju erosi. Itu semua menurutnya sebagai upaya meminimalisir dampak bencana yang ada.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif