Jateng
Rabu, 24 Januari 2018 - 22:50 WIB

PILKADA 2018 : BEM UIN Walisongo Gagal Pertemukan Ganjar Pranowo dan Sudirman Said

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bacagub Jawa Tengah (Jateng), Sudirman Said (duduk di tengah), saat berfoto bersama anggota Lembaga Eksekutif Mahasiswa UIN Walisongo di Kampus III UIN Walisongo, Ngaliyan, Semarang, Rabu (24/1/2018). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Pilkada 2018 diwarnai persaingan Ganjar Pranowo dan Sudirman Said pada Pilgub Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG – Keinginan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, mempertemukan dua bakal calon gubernur (bacagub) yang bersaing pada Pilkada atau Pilgub Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo dan Sudirman Said, dalam sebuah forum diskusi gagal terlaksana.

Advertisement

Dalam acara seminar bertajuk Masa Depan Energi dan Sumber Daya Alam/Mineral di Jawa Tengah di Auditoriom 2 Kampus III UIN Walisongo, Ngaliyan, Semarang, Rabu (24/1/2018) itu, BEM UIN Walisongo menghadirkan dua bacagub pada Pilgub Jateng sebagai pembicara. Namun, dari dua narasumber yang diundang itu, hanya Sudirman Said yang datang dan memberikan paparannya.

Sementara, Ganjar tidak bisa datang dengan alasan memiliki segudang agenda kerja sebagai Gubernur Jateng.

“Sebelumnya, Pak Ganjar memang mengonfirmasi untuk datang ke acara ini. Tapi, kemarin [Selasa, 23 Januari 2018] beliau mengabarkan tidak bisa datang karena ada acara di Gradhika [Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kantor Gubernur Jateng],” ujar Ketua BEM UIN Walisongo, Syarifudin Fahmi, saat dijumpai Semarangpos.com seusai acara.

Advertisement

Dalam kesempatan diskusi yang disertai tanya jawab dengan peserta yang hadir itu, Sudirman menegaskan bahwa pembangunan energi hanya bisa dilakukan pemerintah yang bersih dan berpikir jangka panjang.

“Jika menggunakan kalender Pemilu, yang lima tahunan, pembangunan energi tidak bisa dilaksanakan. Pembangunan energi harus berpikir untuk generasi mendatang,” terang mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu.

Pria asal Brebes itu juga berpendapat untuk menghadapi ancaman habisnya energi fosil, maka sudah sepatutnya pemerintah provinsi mulai menerapkan pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Ia menilai saat ini bauran EBT di Jateng baru mencapai 4% dari 7.299 megawatt atau sekitar 337 megawatt. Jumlah itu masih jauh di bawah rata-rata nasional yang berkisar di angka 9%.

Advertisement

“Kalau dipilih rakyat Jateng jadi gubernur saya akan panggil para pengusaha pembangkit listrik untuk meningkatkan bauran EBT di pembangkitnya. Saya kira kalau pemimpinnya jujur, tidak punya kepentingan pribadi dan kelompok, pengusaha akan nurut,” tutur Sudirman.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif