News
Rabu, 24 Januari 2018 - 16:55 WIB

Pemda DIY Belum Cek Kemungkinan Serangan Penyakit

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Harga daging ayam terpantau mencapai Rp36.000 per kilogram di Pasar Kranggan, Jogja, Senin (22/1/2018). (Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Penurunan produksi terjadi sebagai dampak adanya kebijakan pengurangan DOC

Harianjogja.com, JOGJA-Pemda DIY belum menerima laporan maupun keluhan dari para peternak ayam terkait penurunan produksi yang diperkirakan karena adanya serangan penyakit tertentu.

Advertisement

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian DIY Sutarno mengatakan, pihaknya justru menduga penurunan produksi terjadi sebagai dampak adanya kebijakan pengurangan produksi day old chick (DOC) yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu. “Waktu stoknya sudah berlebih. Apakah karena itu sehingga sekarang berdampak pada berkurangnya produksi di tingkat peternak, kami belum survei ke lapangan,” ujar Sutarno, Senin (22/1/2018).

Sutarno lalu mengaku tidak bisa berkomentar banyak mengenai peningkatan persentase kematian ayam saat masa pembesaran. Dia belum tahu apakah hal tersebut dipicu serangan penyakit tertentu seperti newcastle disease (ND) alias tetelo atau lainnya. Begitu pula soal kualitas pakan yang dipakai para peternal. “Kalo soal pakan, nanti kita ada uji sampel pakan tapi itu juga tidak dalam waktu dekat diketahui hasilnya,” kata dia.

Soal tingginya harga daging ayam di pasaran, Sutarno berpendapat hal itu memang rawan terjadi saat permintaan konsumen meningkat, sedangkan produksinya justru turun. Dia lalu menyatakan akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mengurai permasalahan tersebut.

Advertisement

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta (Apayo) Hari Wibowo mengatakan persentase kematian ternak diketahui meningkat dari sekitar 5% menjadi rata-rata 15-25%. Hal tersebut salah satunya diduga karena kualitas DOC yang menurun sehingga daya tahan tubuhnya sejak awal memang sudah lebih rendah

Di sisi lain, peternak pun dibuat pusing dengan naiknya biaya produksi akibat kualitas pakan yang dianggap menurun. Menurut Hari, ayam jadi membutuhkan pakan yang lebih banyak agar bisa tumbuh sesuai ukuran yang diharapkan. “Kegagalan produksi menyebabkan persediaan berkurang. Kalau kita jual murah ya ruginya terlampau banyak,” ungkap Hari.

Meski begitu, Hari juga berpendapat jika kenaikan harga daging ayam bisa jadi disebabkan ulah pedagang yang memanfaakan momen turunnya produksi di tingkat peternak. Berdasarkan perhitungan ideal, harga daging ayam di pasaran saat ini semestinya bisa Rp32.000 atau Rp33.000 per kilogram (kg). “Kalau di kandang jualnya Rp20.000, di pedagang paling tidak Rp32.000 atau Rp33.000 tapi dia jualnya Rp36.000 juga laku,” kata dia menerangkan.

Advertisement

Sementara itu, harga daging ayam terpantau masih mencapai Rp36.000 per kilogram di Pasar Kranggan, Jogja, Senin pagi. Para pedagang mulai mengeluhkan menurunnya daya beli konsumen karena harga tidak kunjung turun signifikan. “Kemarin Rp37.000, sekarang Rp36.000. Masih mahal jadinya susah jualnya. Ceker yang Rp10.000 per kilo sama kepala ayam Rp12.000 per kilo juga enggak laku,” ucap seorang pedagang daging ayam bernama Atun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif