Soloraya
Selasa, 23 Januari 2018 - 10:30 WIB

Klaten Diusulkan Punya Rumah Sakit Rujukan Korban Sengatan Tawon

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Data serangan tawon di Klaten dan penanganannya. (Whisnu Paksa/JIBI/Solopos)

Sengatan tawon mirip dengan ular sehingga harus cepat ditangani.

Solopos.com, KLATEN – Pemkab Klaten diusulkan memiliki rumah sakit rujukan untuk penanganan korban sengatan tawon. Hal itu dimaksudkan agar penanganan medis bisa dilakukan sesegera mungkin dan tepat sehingga tak berakibat fatal.

Advertisement

Usulan pembentukan rumah sakit rujukan untuk penanganan korban sengatan tawon itu muncul saat digelar pertemuan antara pemkab dengan peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta pakar toksikologi, Senin (22/1/2018).

Pakar toksikologi, Tri Maharani, mengatakan tanda dan gejala sengatan tawon mirip dengan ular. Efek sengatan tawon bisa menyebabkan dua dampak yakni lokal dan sistemik.

Dampak lokal adalah nyeri, pembengkakan, serta peradangan kulit. Sementara, dampak sistemik berupa pusing, diare, nyeri perut, mual, muntah, hingga kegagalan ginjal secara akut hingga kencing berwarna merah atau hitam.

Advertisement

Dampak sengatan tawon dari famili Vespidae bisa menyebabkan kerusakan sel-sel jantung jika mendapat sengatan dalam jumlah banyak.

“Inflamasi yang sudah akut pada akhirnya membutuhkan cuci darah melalui layanan hemodialisa,” kata Maharani saat menyampaikan paparan. (baca: Serangan Tawon di Klaten dan Upaya Penanganannya)

Lantaran hal itu, ia sepakat ada rumah sakit rujukan minimal rumah sakit tipe B yang sudah memiliki layanan hemodialisa. Maharani juga menyampaikan pemahaman tentang penanganan kegawatan korban sengatan tawon perlu dimiliki para tenaga kesehatan.

Advertisement

Ia mengakui pemahaman tentang toksikologi saat ini masih minim di bidang kesehatan. “Penanganan pertama untuk kasus sengatan tawon dengan mencabut sungutnya, perawatan luka, kompres dengan ice pack, obat analgesik oral, serta corticosteroid,” katanya.

Terkait pemaparan tersebut, Asisten Pemerintahan Setda Klaten, Ronny Roekminto, meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) mengumpulkan tenaga kesehatan dari puskesmas serta rumah sakit guna mengikuti pemaparan lanjutan oleh Maharani.

Saat pelantikan Direktur Utama, Direksi Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten dan Direktur Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Islam Cawas di gedung Al Mabrur pekan lalu, Ronny juga menyampaikan harapan agar rumah sakit menyiapkan layanan untuk penanganan korban sengatan tawon. Hal itu menyusul banyaknya laporan sarang tawon hingga ada dua orang meninggal dunia.

Direktur Utama RSI Klaten, Sutrisno, mengatakan segera mencari referensi terkait penanganan korban sengatan tawon. “Kami mencoba mencari referensi bagaimana pasien itu bisa selamat. Penawarnya apa kami akan cari referensi. Harapannya, ketika pasien dibawa ke RSI bisa ditangani dan selamat,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif