Soloraya
Senin, 22 Januari 2018 - 09:35 WIB

PERTANIAN SUKOHARJO: Sawah Dipenuhi Sampah, Petani Singopuran Kartasura Mengeluh

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang petani di Singopuran, Kartasura, Sukoharjo membersihkan sampah yang bertebaran di sawah Minggu (21/1/2018). (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

Petani di Desa Singopuran, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, mengeluhkan banyaknya sampah bertebaran di sawah.

Solopos.com, SUKOHARJO—Sejumlah petani di Desa Singopuran, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, mengeluhkan banyaknya sampah bertebaran di sawah dan saluran irigasi mereka. Hal ini dinilai mengganggu tanaman padi yang tengah mereka tanam.

Advertisement

“Setelah sawah sekitar sini [Kartasura] dan bagian hulu saluran irigasi ini banyak yang beralih fungsi menjadi perumahan, sampah di saluran air irigasi semakin banyak,” ujar Ketua Kelompok Tani Subur Makmur, Singopuran, Tarto, 57, ketika ditemui di sela-sela membersihkan sampah di sawahnya, Minggu (21/1/2018). (baca: PERTANIAN SUKOHARJO : Harga Gabah Tembus Rp6.000/Kg, Tengkulak Merajalela)

Menurutnya, sampah yang merepotkan para petani terutama adalah sampah plastik. Sebab sampah jenis ini dinilai sulit hancur sehingga jika masuk ke sawah bakal mengendap serta merusak struktur tanah.

Selain itu, sampah plastik dinilai sering kali mematikan tanaman padi. Demi menghindari dampak buruk itu, para petani harus mengontrol sawah mereka sehingga jika ada plastic bisa segera disingkirkan.

Advertisement

Keberadaan sampah plastik di sawah para petani sering kali karena terbawa arus air saat musim penghujan. Bahkan, dalam satu kali membersihkan, seorang petani kadang mendapat 10 kilogram lebih sampah. Terkait hal tersebut Tarto meminta yang berkompeten mencarikan solusi yang tepat.

Salah seorang petani setempat lainnya, Sido, 53, juga mengeluhkan banyaknya sampah di saluran irigasi. Ketika dia membuka pematang untuk mengairi sawahnya yang akan ditanami padi, sampah dari saluran irigasi banyak yang masuk.

“Sampah di saluran irigasi ini banyak sekali sehingga mengganggu, terutama sampah plastik. Kalau melihat asalnya, sampah-sampah ini datang dari atas [hulu]. Sawah kami ini kan ada di aliran irigasi bagian bawah,” ujarnya.

Advertisement

Sebenarnya, sejumlah petani sudah beberapa kali gotong royong membersihkan saluran irigasi. Namun demikian, ketika sampah diambil, tidak lama kemudian datang lagi kiriman dari hulu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif