Soloraya
Senin, 22 Januari 2018 - 17:35 WIB

BENCANA BOYOLALI : Longsor Selo Hambat Pengiriman Sayuran ke Pasar Cepogo

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pedagang di Pasar Sayur Cepogo bertransaksi dengan pedagang lain, Senin (22/1/2018). (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Bencana longsor di Selo, Boyolali, menghambat pengiriman sayuran ke Pasar Cepogo.

Solopos.com, BOYOLALI — Distribusi sayuran ke Pasar Cepogo, Boyolali, sempat terhambat gara-gara longsor di wilayah Kecamatan Selo, Boyolali, Minggu (21/1/2018). Longsor terjadi di dua lokasi di Desa Jrakah, Selo, sekitar pukul 22.00 (WIB).

Advertisement

Camat Selo Jarot Purnama memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi di jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) tersebut. “Akibat hujan dengan intensitas tinggi, pada tanggal 21 [Januari] sekitar pukul 09.30 WIB terjadi longsor di wilayah Desa Selo tepatnya sebelah timur Selo Pass. Selanjutnya pukul 22.00 WIB terjadi longsor lagi di Dukuh Salaran, Desa Jrakah, ada dua lokasi longsor. Semuanya tidak ada korban jiwa,” ujarnya kepada Solopos.com, Senin (22/1/2018).

Akibat longsor kedua itu, material tanah menutup jalan di lokasi tersebut sehingga lalu lintas lumpuh. Keesokan hari setelah longsor, tim gabungan dari berbagai unsur langsung melakukan pembersihan lokasi agar lalu lintas kembali normal. (Baca: Hujan Berhari-Hari, Tebing di Samiran Selo Longsor)

Namun, akibat longsor itu distribusi hasil bumi khususnya sayuran dari sebagian wilayah Selo ke Pasar Sayur Cepogo sempat tersendat. Jalur SSB ini menjadi jalur utama pengiriman hasil bumi dari Selo ke Pasar Sayur Cepogo.

Advertisement

Salah satu anggota staf UPTD Pasar Sayur Sepogo mengatakan jumlah kendaraan yang masuk ke pasar sekitar sejak pagi hingga pukul 12.00 WIB rata-rata sekitar 30 unit. Namun karena ada longsor hanya sekitar 15 unit.

“Katanya ada longsor di Selo, makanya kendaraan yang masuk sempat agak sepi ” ujarnya saat ditemui Solopos.com di pintu masuk pasar.

Sementara itu, salah satu tengkulak sayur asal Selo, Warsito, 37 mengakui longsor membuatnya menunda pengiriman aneka sayur ke salah satu pasar sayur terbesar di Jawa Tengah tersebut. “Tadi ada longsor di Selo sampai jalannya tertutup, kendaraan tidak bisa lewat. Makanya saya berangkat agak siangan,” ujarnya di pasar.

Advertisement

Biasanya, dia sampai di pasar sekitar pukul 09.00 WIB, namun karena ada longsor, dia baru sampai di pasar pukul 11.00 WIB. Namun hal itu tidak berpengaruh kepada kualitas sayuran yang ia bawa.

“Kalau sampai sini [pasar] pada hari yang sama sayurannya tidak apa-apa,” kata Warsito yang hari itu mengangkut, kembang kol, sawi, labu siam dan sebagainya dengan mobil pikap.

Sementara itu, salah satu pedagang sayur gendongan, Sulami, 35, mengaku harus menunggu sedikit lebih lama untuk memperoleh dagangan dari tengkulak dari Selo. “Saya sudah dapat wortel dari tengkulak Selo yang jalur ke sininya tidak melewati jalur longsor. Tapi saya masih menunggu tengkulak lain dari Selo yang terhalang longsor,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, longsor juga melanda Desa Samiran pada hari yang sama sekitar pukul 09.00 WIB.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif