Soloraya
Minggu, 21 Januari 2018 - 16:35 WIB

Hujan Deras Picu Serangkaian Bencana Banjir dan Longsor di Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor (JIBI/Solopos/Antara)

Banjir dan longsor terjadi sejumlah wilayah di Sragen akibat hujan deras selama beberapa hari terakhir.

Solopos.com, SRAGEN — Hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari terakhir memicu tanah longsor di sejumlah lokasi kawasan Situs Sangiran tepatnya di Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Kamis (18/1/2018) lalu.

Advertisement

Tidak ada korban jiwa atau luka dalam musibah itu. Tapi sejumlah lokasi yang longsor perlu ditangani agar tak terjadi longsor susulan. Lokasi longsor di antaranya di Dukuh Sendang RT 015 Bukuran, dan utara rumah Jagabaya Bukuran.

Akibat longsor di RT 015 dilaporkan dua rumah rusak terkena runtuhan material. Rumah yang rusak itu milik Ngatemin, 31, dan Mul Rakiman, 72. Rumah mereka rusak terkena luncuran material bahu jalan yang ambrol karena hujan deras.

Sehari sebelumnya, Rabu (17/1/2018), dua rumah warga Sendang RT 015 juga tergenang air lantaran hujan deras mengguyur. Warga lantas bekerja bakti membersihkan lumpur yang masuk rumah agar tak menimbulkan bibit penyakit.

Advertisement

Pergerakan tanah juga terjadi di Dukuh Dawung RT 004, Kalimacan, Kalijambe, Jumat (19/1/2018) sore. Talut jalan kabupaten sepanjang 12 meter dan tinggi 1,5 meter ambrol. Bila tak segera diperbaiki dikhawatirkan area longsor kian meluas.

Kasi Trantib Kecamatan Kalijambe, Agus Subagyo, saat diwawancarai Solopos.com, Minggu (21/1/2018), mengatakan sudah melaporkan kejadian itu ke Pemkab Sragen. Langkah penanganan darurat kejadian tersebut menurut dia juga sudah dilakukan masyarakat.

Tapi, dia menyarankan talut dan bahu jalan yang ambrol segera diperkuat kembali agar tak terjadi longsor susulan. “Beberapa lokasi longsor itu kan dekat jalan. Jadi ya harus segera ditangani dengan perbaikan permanen,” ujar dia.

Advertisement

Agus menuturkan sebagian wilayah Kalijambe terutama Bukuran dan sekitarnya rawan longsor karena tanah di wilayah itu gampang bergerak dan wilayahnya berbukit. Musim penghujan menjadi bahaya yang harus diwaspadai.

Pernyataan senada disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Dwi Sigit Kartanto. Menurut dia, kewaspadaan dini masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi dampak bencana alam.

Setiap potensi bencana di lingkungan tempat tinggal harus diketahui warga mulai dari ancaman tanah longsor hingga banjir. Lebih baik lagi bila warga membentuk komunitas sadar dan tangguh bencana dengan menggandeng BPBD.

Menurut dia BPBD Sragen selalu siap memfasilitasi warga yang ingin merintis kelompok tangguh bencana. “Kami arahnya memang ke sana, membangun partisipasi aktif masyarakat dalam deteksi dini bencana alam,” seru dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif