News
Jumat, 19 Januari 2018 - 17:30 WIB

DPRD DKI Sebut Rumah DP 0% Mirip Sejuta Rumah Jokowi, Tapi Lebih Mahal

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Ketua DPRD DKI Jakarta menyebut rumah DP 0% mirip program sejuta rumah Jokowi, namun lebih mahal.

Solopos.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan peletakan batu pertama rusun DP Nol Rupiah, Kamis (18/1/2018). Pasca-peletakan batu pertama proyek tersebut dilaksanakan di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, itu, Pemprov DKI masih mendapatkan kritik.

Advertisement

Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi mengatakan program Anies Baswedan – Sandiaga Uno tersebut mirip skema pembiayaan Program Sejuta Rumah yang dipopulerkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun bedanya, rumah DP 0% justru dijual lebih mahal.

“Kalau dilihat dari skemanya mirip sama Program Sejuta Rumah Pak Jokowi. Sayang harga [Rusun DP Nol Rupiah] yang dijual lebih tinggi sehingga tak bisa dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah,” katanya di Balai Kota DKI, Jumat (19/1/2018).

Pria yang akrab disapa Pras tersebut mengatakan Program Sejuta Rumah juga memanfaatkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau program KPR bersubsidi dengan bunga sampai 5% per tahun dengan jangka waktu sampai 20 tahun.

Advertisement

Kemudian, harga jual rumah dibanderol Rp100 juta – Rp135 juta untuk rumah tapak. Dengan demikian, cicilan yang diharus dilunasi oleh MBR hanya Rp825.000 – Rp 1,1 juta per bulan. Sesuai dengan persyaratan bank masyarakat dengan pendapatan Rp3 juta per bulan masih bisa mencicil.

“Kalau rusunami yang diluncurkan Gubernur Anies itu cicilan minimal Rp1,5 juta-Rp 2,6 juta. Artinya, pendapatan minimal Rp 4,5 juta. Sedangkan UMR DKI tahun ini hanya Rp 3,6 juta,” imbuhnya.

Pras pun berpendapat bahwa program DP 0 rupiah tidak akan menyelesaikan permasalahan kekurangan di Ibu Kota, khususnya untuk MBR. “Jadi rusunami DP 0 rupiah itu bukan untuk MBR, tetapi kelas menengah,” ucapnya.

Advertisement

Seperti diketahui, pembangunan hunian vertikal yang dinamakan Klapa Village ini akan dilakukan dalam beberapa tahap. Untuk tahap pertama, PD Pembangunan Sarana Jaya akan mengerjakan satu menara (tower) dengan total 703 unit yang pengerjaannya ditargetkan selesai dalam 1,5 tahun. Proyek pertama DP Nol Rupiah itu dibangun di atas tanah seluas 1,4 hektare.

Nantinya, ada 20 lantai dengan 703 unit di mana 513 unit merupakan tipe 36 (2 kamar) dan 190 unit tipe 21 (1 kamar). Rumah-rumah ini nantinya akan diberikan pada warga yg berpenghasilan di bawah Rp7 juta dengan harga per unitnya untuk yang tipe 36 adalah Rp320 juta, tipe 21 seharga Rp185 juta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif