Jogja
Jumat, 19 Januari 2018 - 12:20 WIB

Bulog DIY: Beras Bau Apek, Itu Wajar

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana operasi pasar murni yang dilakukan oleh Bulog di Pasar Nanggulan, Rabu (17/1/2018). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Badan Urusan Logistik Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta (Bulog DIY)  menyangkal adanya beras berkualitas buruk

Harianjogja.com, JOGJA– Badan Urusan Logistik Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta (Bulog DIY)  menyangkal adanya beras berkualitas buruk yang diterima oleh warga, saat operasi pasar murni beras dilaksanakan oleh Bulog.

Advertisement

Kepala Bulog Divre DIY Miftahul Ulum mengungkapkan, hingga hari ini Bulog belum menerima laporan dari lapangan mengenai masalah tersebut. Menurut dia, kualitas beras yang dijual murah telah sesuai standar.

“Kalau katanya bau apek itu wajar, namanya juga beras yang disimpan sekitar enam bulan, wajar apek,” kilahnya, ditemui di Gudang Beras Bulog Kulonprogo, Triharjo, Wates, Kamis (18/1/2018).

Pernyataan itu dikemukakan, menyusul adanya keluhan dari sejumlah warga yang mengeluhkan kualitas beras yang dijual dalam operasi beras murni yang diselenggarakan oleh Bulog dan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, di Pasar Nanggulan, Desa Jatisarono, Rabu (17/1/2018).

Advertisement

Awal mobil bulog datang ke halaman pasar, warga berbondong-bondong mengantre di belakang mobil yang membawa dua ton beras itu. Sebagian warga segera membeli beras kualitas medium seharga Rp9.350 per Kilogram itu.

Salah satu pembeli, Leginem mengungkapkan dirinya membeli beras tersebut karena harganya yang murah. Ia merasa kecewa setelah mengetahui beras yang ia beli itu memiliki bau apek. Leginem mengaku biasanya membeli beras hasil penggilingan padi. Namun kali ini ia membeli beras dalam operasi itu karena tergiur harganya yang murah.

“Sudah terlanjur beli, mau bagaimana lagi,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, Martijah mengaku tak jadi membeli beras operasi setelah mengetahui kualitas beras yang ternyata tidak sebagus yang ia bayangkan. Apalagi ia pernah berpengalaman membeli beras dengan kualitas serupa. Pada ujungnya, nasi hasil olahannya keras dan hambar.

Senada dengan Tutik, ia mengembalikan beras operasi yang sudah dibeli itu setelah mengetahui beras itu tidak memiliki kualitas yang baik. Tutik juga mengkritisi bahwa kehadiran beras operasi itu salah sasaran.

“Di sini [Kulonprogo] kan sedang masa panen,” terangnya.

Staff Bulog DIY yang bertugas dalam operasi pasar di Pasar Nanggulan, Sutaryadi menyebutkan, operasi pasar dilakukan bulog atas permintaan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, bertujuan untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran. Awalnya, mereka akan membawa tiga ton beras, belakangan mengurangi menjadi hanya dua ton.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif