Soloraya
Kamis, 18 Januari 2018 - 15:00 WIB

Sangga Buana dan Keputren Keraton Solo akan Direvitalisasi Tahun Ini

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat salah satu simbol kebudayaan Solo(ilustrasi/dok/JIBI/Solopos)

Revitalisasi Keraton Solo tahun ini diprioritaskan di Sangga Buana dan Keputren.

Solopos.com, SOLO — Sangga Buana dan Kawasan Keputren Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menjadi prioritas untuk direvitalisasi tahun 2018 ini. Skala prioritas itu bisa jadi bergeser setelah bangunan sentral listrik dan tembok Dalem Prabuwinatan runtuh Senin (16/1/2018) malam.

Advertisement

Tapi, tidak menutup kemungkinan juga tembok bangunan sentral itu juga dimasukkan dalam daftar skala prioritas, bersama dengan revitalisasi Sangga Buana dan Keputren.

Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, K.G.P.H.Dipokusumo, menjelaskan sejak tahun 2017, pemerintah pusat sudah membuat perencanaan untuk renovasi atau revitalisasi total Keraton Solo.

Revitalisasi sudah dimulai tahun 2017, saat itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kemenpu-PR) menggelontorkan anggaran senilai Rp8,5 miliar untuk merevitalisasi bangunan museum dan Gondorasan.

Advertisement

Pekerjaan tahun lalu sudah selesai dan sudah diserahkan kepada pihak keraton dan kini masih tahap pemeliharaan. Pihak keraton punya waktu sinkronisasi selama enam bulan ke depan, untuk menentukan tempat mana saja masuk skala prioritas direnovasi tahun ini.

“Yang utama jelas Sangga Buana dan Kawasan Keputren. Nah, untuk tembok Dalem Prabuwinatan, karena itu force major, bisa jadi ikut diutamakan,” kata Dipokusumo, yang juga anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Solo, Kamis (18/1/2018).

Terkait anggaran revitalisasi yang mungkin bakal diterima pihak keraton tahun ini, Dipokusumo mengaku belum tahu. Namun, dia sudah memperkirakan kebutuhan anggaran jika Sangga Buana dan Keputren masuk prioritas.

Advertisement

“Yang jelas miliaran rupiah kalau mau mengganti kayu secara total. Penyediaan kayu yang mahal. Ya, kisaran kebutuhan Rp6 miliar-Rp9 miliar. Itu untuk kayu, perbaikan atap, tembok luar, dan jendela, jendelanya kan banyak yang sudah rusak,” papar dia.

Sementara itu, pengamanan di sekitar reruntuhan tembok Dalem Prabuwinatan masih terus dilakukan. Hingga Kamis, tembok bangunan yang berada di sebelah barat Sasono Putro (kediaman Paku Buwono XIII) masih dipasangi garis polisi dan reruntuhan batu bata belum disingkirkan. Sedangkan jalan di depan Sasono Putro masih ditutup total. Pemkot Solo memasang barikade untuk menutup jalur tersebut.

Kerabat Keraton Solo adik PB XIII, G.R.Ay. Koes Moertiyah yang akrab disapa Moeng, menyampaikan perbaikan tembok pagar Dalem Prabuwinatan serta bangunan sentral listrik tentu akan menjadi kewenangan pemerintah mengingat Keraton Solo adalah kawasan cagar budaya peringkat nasional.

“Semestinya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Dirjen Museum dan Kepurbakalaan segera meninjau sini dan punya alokasi anggaran untuk rehabilitasi,” kata Moeng.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif