Jogja
Kamis, 18 Januari 2018 - 12:55 WIB

2 Elang Langka dan Seekor Alap-Alap Siap Dilepasliarkan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Wild Rescue Center Kulonprogo melakukan penandaan identitas pada sebuah burung alap-alap sapi, Kamis (18/1/2018). (Beny Prasetya/JIBI/Harian Jogja)

Wild Rescue Center (WRC) Kulonprogo siap melepaskan dua elang langka dan satu alap-alap

 

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO-– Wild Rescue Center (WRC) Kulonprogo siap melepaskan dua elang langka dan satu alap-alap. Ketiga binatang predator itu awalnya berasal dari titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY yang mendapat penyerahan dari warga DIY.

Berjenis Elang Ular Bido, Elang Brontok, dan seekor Alap-alap sapi rencananya akan dilepas di dua tempat berbeda. Namun sebelum dilepas, WRC melakukan penandaan identitas ketiga burung itu. Dimana penandaan melaui cincin registrasi di pergelangan kaki serta penanda untuk sayap dilakukan di WRC, Kamis (18/1/2018)

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I, BKSDA DIY, Untung Suripto mengatakan bahwa ketiga burung pemangsa itu akan dilepasliarkan di dua tempat berbeda. Untuk Elang Ular Bido dan Alap-alap Sapi akan dilepaskan di Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo Kamis (25/1/2018) mendatang.

Advertisement

Elang Brontok akan dilepaskan di Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul. Hanya saja, BKSDA DIY belum bisa memastikan kapan tanggal pelepasan burung dengan yang mempunyai nama latin Nisaetus Cirrhatus.

“Semuanya sehat, hanya saja untuk yang Elang Brontok memang belum tahu kapan waktu pelepasan tepatnya,” katanya.

Kendati baru dilepas satu minggu mendatang, Alap-alap Sapi dan Elang Ular Bido tetap akan dibawa ke Jatimulyo pada Kamis lalu. Hal itu dilakukan karena burung harus dipastikan kembali kesehatannya setelah dibawa ke Kandang Habituasi di Jatimulyo.

Advertisement

Perlakuan yang sama dilakukan selama lima tahun belakangan ini. Ketiga satwa yang telah dititipkan kurang lebih selama lima tahun itu dilakukan monitoring setiap harinya. Hal itu dilakukan selain menjaga kesehatan juga mengembalikan sifat liar dari ketiga predator itu.

“Ketiga burung itu adalah pemberian masyarakat, jadi saya kira masyarakat sudah sadar akan ancaman kepunahan satwa liar itu. Tidak kami lepaskan langsung untuk melihat apakah mereka sudah jinak atau telah menjadi liar kembali,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif