Jateng
Rabu, 17 Januari 2018 - 08:50 WIB

PERTANIAN JATENG : Distribusi Kartu Tani Ditargetkan Selesai Februari

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kartu Tani. (JIBI/Solopos/Antara/Seno)

Pertanian di Jawa Tengah (Jateng) didukung pemerintah melalui program kartu tani.

Semarangpos.com, SEMARANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menargetkan seluruh petani di Jateng telah memiliki kartu tani pada Februari 2018 nanti.

Advertisement

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sri Puryono, mengklaim saat ini sudah ada sekitar 96% petani di Jateng yang memperoleh kartu tani. Dari 2.777.256 petani yang terdata Pemprov Jateng, 2.147.454 petani di antaranya diklaim telah memiliki kartu tani. “Saat ini sudah ada sekitar 2,1 juta lebih petani yang memiliki Kartu tani. Janji dan komitmen dari BRI, bulan Februari nanti semua [distribusi] bisa diselesaikan,” ujar Puryono di sela acara Gathering dan Sosialisasi Pengguna Kartu Tani di Hotel Patrajasa, Semarang, Selasa (16/1/2018).

Puryono menambahkan BRI selaku pihak yang menerbitkan kartu tani saat ini baru mencetak 2.228.839 kartu. Jumlah ini didasarkan data awal terkait jumlah petani yang diperoleh Pemprov Jateng hingga awal Desember 2017, yakni 2.576.676 petani. Namun, pada akhir Desember 2017 ada penambahan data jumlah petani sekitar 200.580 orang.

Puryono mengakui bahwa salah satu kendala pendistribusian kartu tani adalah validasi data petani. Namun, persoalan itu sudah terselesaikan berkat kinerja seluruh jajaran OPD di Pemprov Jateng. “Kalau masalah data petani sudah enggak ada masalah. Seumpama ada yang beralih status dari penyewa, penggarap atau pemilik lahan, semua bisa didata. Yang paling penting, jangan sampai overlapping data lahan karena ini hubungannya dengan pendistribusian pupuk bersubsidi,” terang mantan Kepala Dinas Perhutanan Jateng itu.

Advertisement

Sementara itu, disinggung terkait banyaknya petani yang tidak memiliki kartu tani karena tidak punya rekening di BRI, Puryono menilai hal itu tidak seharusnya terjadi. Ia menyadari bahwa banyak petani di daerah yang selama ini tidak memiliki rekening di bank dan lebih suka menabung dengan cara membeli ternak atau sawah.

Meski demikian, pola itu harus mulai diubah. Saatnya, petani di Jateng mau membuka rekening di bank agar mendapat kartu tani yang memberikan banyak manfaat, tak hanya distribusi pupuk bersubsidi tapi juga menjual hasil panennya tanpa melalui tengkulak. “Kan [untuk mendapat kartu tani] enggak perlu menabung, cukup membuka rekening saja. Malah nanti petani bisa dapat keuntungan lebih karena hubungannya dengan transaksi,” imbuh Puryono.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif