Jogja
Rabu, 17 Januari 2018 - 21:20 WIB

Dokter dari Singapura Ungkap Tren Masalah Tulang Menyerang Kaum Muda

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dokter Ahli Bedah Ortopedi RS Mount Elizabeth Singapura, Setiobudi. (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Parkway Hospital Singapura perwakilan Yogyakarta bekerjasama dengan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Gejayan Caturtunggal, Depok, Sleman menggelar seminar kesehatan tulang

 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN – Parkway Hospital Singapura perwakilan Yogyakarta bekerjasama Gereja Kristen Indonesia (GKI) Gejayan Caturtunggal, Depok, Sleman menggelar seminar kesehatan tulang, Rabu (17/1/2018). Dalam kesempatan itu narasumber memaparkan pentingnya menjaga kesehatan tulang sejak dini.

Parkway Hospital Singapura merupakan perusahaan induk yang memiliki empat rumah sakit di Singapura yakni RS Mount Elizabeth Orchard, RS Mount Elizabeth Novena, RS Gleneagles dan RS Parkway East.

Advertisement

Parkway Hospital Singapura merupakan perusahaan induk yang memiliki empat rumah sakit di Singapura yakni RS Mount Elizabeth Orchard, RS Mount Elizabeth Novena, RS Gleneagles dan RS Parkway East.

Dokter Ahli Bedah Ortopedi RS Mount Elizabeth Singapura Setiobudi mengajak masyarakat untuk mengerti cara menjaga kesehatan tulang. Proses menjaga itu bisa dilakukan dengan mudah dan murah, tetapi butuh komitmen dalam melaksanakan.

Alumnus University of Sydney Australia ini mengatakan, menjaga kesehatan tulang perlu dilakukan sejak usia dini. Tetapi, banyak masalah kesehatan seperti tulang menumpuk di usia tua karena kesehatan yang tidak dijaga sejak saat masih kecil.

Advertisement

“Mungkin di usia 30 tahun atau 40 tahun tidak terasa tetapi itu akumulasi, kemudian di usia 50 tahun terkena oesteoporosis. Tetapi kalau dijaga itu dapat menghindari banyak masalah,” terangnya kepada Harianjogja.com sesaat sebelum pelaksanaan seminar, Rabu (17/1/2018).

Ia menambahkan, olahraga penting untuk dilakukan saat masih usia anak-anak secara berkelanjutan untuk menjaga kesehatan tulang. Banyak masyarakat yang tidak terbiasa melakukan olahraga kemudian baru terasa saat berusia 40 tahun. Di usia tersebut, sudah tidak bisa melakukan gerakan olahraga dengan baik sehingga mudah cidera.

Banyak pihak yang bekerja keras untuk tuntutan ekonomi tetapi justru mengabaikan masalah kesehatan dan seringkali jelang pensiun baru memikirkan kesehatan. Padahal sesungguhnya keputusan itu sudah terlambat. Kenyataan itu jarang disadari untuk kemudian menjaga kesehatan tulang sejak dini.

Advertisement

“Maka ada yang jalan sakit, lutut sakit, walaupun uangnya banyak tetapi ngga sehat. Saya punya pasien yang olahraga secara teratur itu sedikit sekali. Kebanyakan masalahnya punggung karena duduk terlalu lama,” imbuh dia.

Selain rajin berolahraga, lanjut dia, harus menjaga pola makan agar tidak gemuk karena seringkali menjadi sumber penyakit. “Jadi kuncinya sebenarnya hanya dua, jaga berat badan dan olahraga, gampang kan,” ucapnya.

Setiobudi mengakui, masalah tulang seringkali dirasakan pada usia tua. Akan tetapi, ia melihat beberapa tahun terakhir ada tren menyerang kalangan muda, seperti karena duduk terlalu lama, saraf terjepit yang disebabkan karena kesalahan dalam melakukan aktivitas. Kemudian tulang bengkok juga banyak terjadi pada anak usia 10 tahun.

Advertisement

Nyeri leher, lanjut pria asal Kediri Jawa Timur ini, juga menjadi tren sakit anak muda karena terlalu lama memegang ponsel dengan cara menundukkan sebagian kepala. Lebih dari 80% dari seluruh populasi di dunia pernah merasakan nyeri leher. Sedangkan sisanya 20% bukan berarti tidak merasakan nyeri leher, mereka merasakan nyeri tetapi dianggap hal biasa.

“Dulu kalau nyeri leher itu karena pekerjaan, sekarang nyeri leher di kalangan muda itu karena handphone berjam-jam dengan posisi kepala menunduk ini posisi tidak baik. Itu fenomena baru,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif