News
Selasa, 16 Januari 2018 - 15:10 WIB

Palestina Tolak Abu Dis Jadi Ibu Kotanya

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas (Aljazeera.com)

Abu Dis adalah kota kecil Palestina yang berada di pinggiran Yerusalem.

Solopos.com, RAMALAH – Palestina dengan tegas menolak tawaran penetapan Abu Dis sebagai ibu kota negaranya. Penolakan ini disampaikan langsung oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas seperti dikutip Jerusalem Post.

Advertisement

Abu Dis adalah kota kecil Palestina yang berada di pinggiran Yerusalem di mana Universitas Al-Quds yang merupakan salah satu perguruan tinggi terbesar di Palestina, berada.

Dilansir Reuters, Selasa (16/1/2018), pengakuan Abbas ini dicetuskan pada pertemuan dengan Dewan Sentral Palestina yang merupakan lembaga pengambil kebijaan kedua tertinggi dalam Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

“Apa yang Anda mau jika Yerusalem lepas? Apa yang Anda mau untuk mendirikan negara dengan Abu Dis sebagai ibu kotanya?” kata Abbas retoris.  “Itulah yang mereka sedang tawarkan kepada kita. Abu Dis.”

Advertisement

Abbas tidak mengungkapkan siapa yang menawari Abu Dis sebagai ibu kota Palestina, namun dari beberapa sumber Palestina dan Lebanon, rencana perdamaian yang diinisiatifi Amerika Serikat memang memasukkan Abu Dis sebagai ibu kota Palestina.

Mengenai rencana perdamaian usulan AS itu, Abbas telah berkata “tidak” kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

“Kita bisa berkata tidak kepada siapa pun. Dan kita sekarang berkata tidak kepada Trump dan yang lainnya. Tidak, kita tidak akan menerima rancangan dia,” kata Abbas. “Kita sudah katakan kepada dia kesepakatan abad ini adalah tamparan abad ini. Kita akan menolaknya.”

Advertisement

Sembari berkata “Kami adalah otoritas tanpa otoritas”, Abbas menyatakan Israel telah mengakhiri Perjanjian Oslo dan mendesak segera dibuat keputusan mengenai masa depan perjanjian itu.

Abbas lalu menegaskan lagi dukungannya kepada solusi dua negara. “Saya bersama dengan dua negara, berdasarkan legitimasi internasional dan Inisiatif Damai Arab, Negara Palestina dengan perbatasan 1967,” kata dia.

Dia mengatakan Palestina siap bekerja dalam kerangka internasional untuk proses perdamaian. Abbas pun akan segera mengunjungi Brussels, Moskow dan ibu kota-ibu kota lainnya demi mendesakkan kerangka internasional bagi proses perdamaian, namun Israel sejak lama menolak inisiatif multilateral semacam itu.

Abbas kemudian menyerukan “perlawanan semesta yang damai” terhadap pendudukan militer Israel. “Saya hanya mendukung protes damai. Percayalah, ini lebih kuat dan lebih efektif dibandingan dengan cara apa pun.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif