Jogja
Selasa, 16 Januari 2018 - 06:20 WIB

Komentar Hasto Soal Penolak NYIA: Nanti Provokator Lelah Sendiri

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga dan aktivis penolak Bandara Baru Kulonprogo melakukan penanaman pohon pisang dan patok, Sabtu (13/1/2018). (Beny Prasetya/ Harian Jogja)

Pemerintah Kabupaten Kulonprogo akan terus menempuh pendekatan persuasif kepada warga penolak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA)

 
Harianjogja.com, KULONPROGO-Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo menegaskan, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo akan terus menempuh pendekatan persuasif kepada warga penolak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Advertisement

Baca juga : Warga Penolak NYIA Tanam Pohon dan Patok

Ia optimistis, seiring waktu para provokator akan merasa lelah sendiri dengan upaya mereka memprovokasi warga.

Menurut dia, warga penolak ini mayoritas menolak proyek NYIA karena terprovokasi orang luar. Namun Hasto meyakini, nantinya para provokator ini hanya akan bertahan sebentar. Bahkan ia optimistis, tidak sampai enam bulan para provokator ini akan merasa lelah.

Advertisement

Ia menyatakan, saat ini ada banyak pekerjaan yang bisa dilakukan oleh Pemkab, pemrakarsa dan pelaksana proyek NYIA. Misalnya saja pemasangan tiang listrik, tiang pancang gedung.

“Dan agenda itu tidak bisa dilarang. Tindakan tegas itu kontraproduktif, kita jangan sampai kelelahan karena melakukan hal-hal yang tidak penting, yang penting malah tidak kita lakukan,” ungkapnya, Senin (15//2018).

Ia menambahkan, tindakan tegas yang dimiliki oleh Pemkab bukan berupa memukul atau memaksa. Melainkan, ketegasan itu ada di dalam pendekatan persuasif yang Pemkab lakukan.

Advertisement

Misalnya saja ketika warga penolak membuka kembali akses jalan yang sudah ditutup oleh pelaksana proyek, maka pihak proyek tidak perlu menyerah untuk menutupnya kembali. Yang terpenting antara pihak proyek dan warga tidak perlu saling berkelahi.

“Daripada begitu, lebih baik ada back hoe yang kemudian membawa tanah menggunakan dump truck, untuk mempercepat. Kan tidak mungkin juga warga mengambil tanah uruk sampai misalnya sebanyak tujuh meter. Tindakan ini [contoh] ketegasan,” paparnya.

Hubungan Masyarakat Paguyuban Warga Penolak Penggusuran Kulonprogo (PWKPP-KP) Agus Widodo mengatakan, pada intinya, penolakan warga ini sudah muncul sejak awal adanya rencana pembangunan NYIA, bukan karena adanya provokasi. Bahkan saat Izin Penetapan Lokasi NYIA terbit, warga juga sudah melayangkan gugatan, sempat menang di Pengadilan Negeri Wates, namun kalah saat menempuh tingkat kasasi.

“Perjuangan yang kami lakukan ini sudah lima tahun lebih, kami waktu itu sendiri tanpa ada bantuan siapa-siapa yang membantu penolakan kami. Jadi yang memprovokasi itu siapa? Kalau Pemerintah menganggap seperti itu silakan saja, dan kami tidak akan menyerah berjuang dalam penolakan ini,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif