Asal usul ioni mengupas sejarah Desa Sukorame Boyolali.
Solopos.com, BOYOLALI — Desa Sukorame berada di Kecamatan Musuk, Boyolali. Desa ini punya wilayah seluas 274.014 hektare (ha) dan terdiri atas tiga kebayanan. Dari jumlah penduduk sekitar 3.500 jiwa, mayoritas warganya adalah petani.
Nama Desa Sukorame tidak terlepas dari sejarah masa lampau. Konon, di wilayah desa ini terdapat sebuah bukit atau gunung kecil yang bernama Gunung Gambir. Gunung ini berada di pinggiran sungai yang melintas wilayah yang saat ini menjadi wilayah dusun I, II, dan III.
Di wilayah ini juga gunung lain, yakni Gunung Kendil yang letaknya di pinggiran sungai Sepadan yang membelah Dukuh Pudaksari, Dukuh Jetis, dan Dukuh Sukorame.
Dalam catatan sejarah desa, keberadaan kedua gunung ini konon timbul lebih awal dibandingkan dengan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Diyakini masyarakat yang masih menganut animisme dan dinamisme saat itu, setiap tahunnya gunung Merapi dan gunung Merbabu memberikan “upeti” kepada Gunung Gambir dan Gunung Kendil.
Sementara itu, Kepala Desa Sukorame Marjito mengatakan, masyarakat pada saat itu menginginkan agar gunung Gambir dan Gunung Kendil tidak membesar. Mereka bangun pagi-pagi sebelum ayam berkokok, lalu beramai-ramai memanjatkan doa-doa agar permintaan mereka terkabul.
Dari kebiasaan inilah timbul kata “sukorame” yang saat ini menjadi nama desa. “Mereka beramai-ramai bangun dan berdoa agar gunung Gambir dan Kendil tidak jadi gunung yang besar. Dari kata itu timbul kata sukorame,” ujarnya kepada