Jogja
Senin, 15 Januari 2018 - 18:55 WIB

Tak Lolos Bantuan Bedah Rumah, Rumah Ragiyem Ambruk karena Lapuk

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puing-puing rumah Ragiyem ,78, warga Kopat, Karangsari, Pengasih yang ditata oleh tetangga, Senin (15/1/2018). (Beny Prasetya/JIBI/Harian Jogja)

Sebuah rumah milik Ragiyem, 78, Kopat, Karangsari, Pengasih, Kulonprogo ambruk karena lapuk

Harianjogja.com, KULONPROGO — Sebuah rumah milik Ragiyem, 78, Kopat, Karangsari, Pengasih, Kulonprogo ambruk karena lapuk, Senin (14/1/2018) pagi.

Advertisement

Rumah yang telah berdiri sejak 1945 itu tidak lolos syarat program Bedah Rumah karena tidak adanya keluarga penerus yang tinggal di rumah Ragiyem.

Kejadian itu bermula saat Ragiyem pergi ke samping rumah untuk mencari kayu bakar. Rumah yang berdinding kayu dan bertembok dari anyaman bambu itu tidak kuat menahan beratnya genting dari tanah liat. Pada saat Ragiyem membereskan dahan pohon Kepala dirinya mendengar suara dan ternyata rumahnya ambruk rata dengan tanah.

“Lagi mempersiapkan kayu bakar, tiba-tiba ada suara reketek terus bruk,” kata Ragiyem mengungakan Bahasa Jawa.

Advertisement

Ragiyem tidak tahu persis jam berapa rumah yang ia tinggali selama 72 tahun itu ambruk. Hanya saja ia bersyukur tidak berada di dalam rumah sebesar enam kali sembilan meter itu.

“Beruntung sedang berada di luar, dan di dalam memang tidak ada barang listrik [elektronik] yang berharga,” katanya menambahkan.

Sementara, Ketua RW 2, Kopat, Karangsari, Boniman, 58, mengungkapkan bahwa rumah milik Ragiyem sebenarnya telah diusulkan untuk mendapatkan bantuan program bedah rumah yang diadakan Pemerintah Kulonprogo. Hanya saja, rumah Ragiyem tidak lolos dalam kriteria ditempati oleh penerus keluarga.

Advertisement

“Sudah diusulkan masuk bedah rumah, karena dirinya tinggal sendiri dan tidak ada keluarga lainnya, jadi tidak lolos,” katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa, kehidupan Ragiyem memang dibawah ambang kemiskinan. dengan fisiknya yang sudah renta, Ragiyem tidak dapat melakukan pekerjaan apapun. Maka dari itu dirinya hanya mengandalkan bantuan dari pihak tetangga.

“Sementara bantuan yang datang dari BPBD, Kelurahan, dan lainnya, itu berupa terpal, mi, dan makanan lain yang sifatnya sementara,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif