Jateng
Senin, 15 Januari 2018 - 14:50 WIB

PILKADA 2018 : KPID Kuatkan Wasangka Penerapan Model Pilkada DKI Jakarta di Jateng

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng Asep Cuwantoro. (kpid.jatengprov.go.id)

Pilkada 2018 disikapi KPID Jateng dengan wasangka bakal diterapkannya model Pilkada DKI Jakarta di Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG —Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Tengah melalui wakil ketua Asep Cuwantoro menguatkan rumor yang menyebutkan bakal diterapkannya model Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta di Jateng saat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jateng 2018.

Advertisement

Dipublikasikan Kantor Berita Antara, Minggu (14/1/2018), Asep Cuwantoro mengemukakan langkah mengintensifkan pengawasan isi siaran berbagai lembaga penyiaran menjelang dan selama berlangsung Pilkada 2018 itu diambil menyusul didengarnya rumor tersebut oleh KPID Jateng.  “Hal tersebut kami lakukan untuk mengantisipasi timbulnya kegaduhan politik yang disebabkan oleh siaran lembaga penyiaran terkait dengan pelaksanaan pilkada,” ujarnya.

Asep Cuwantoro lalu mengklaim telah menyiapkan sejumlah program pembinaan lembaga penyiaran dan strategi pengawasan yang efektif serta efisien. “Jateng punya hajat pilgub dan pilkada di tujuh kabupaten/kota, kami harus sigap untuk menyukseskannya melalui siaran yang menyejukkan,” tutur lelaki yang mengemban fungsi koordinator Bidang Penataan Infrastuktur Isi Siaran KPID Jateng itu.

Advertisement

Asep Cuwantoro lalu mengklaim telah menyiapkan sejumlah program pembinaan lembaga penyiaran dan strategi pengawasan yang efektif serta efisien. “Jateng punya hajat pilgub dan pilkada di tujuh kabupaten/kota, kami harus sigap untuk menyukseskannya melalui siaran yang menyejukkan,” tutur lelaki yang mengemban fungsi koordinator Bidang Penataan Infrastuktur Isi Siaran KPID Jateng itu.

Menurut Asep, Provinsi Jateng selama ini dikenal sebagai daerah yang adem ayem sehingga masyarakat tak boleh sampai tercerai berai karena persoalan pilkada, apalagi disebabkan oleh pemberitaan berbagai media. “Isu bahwa model Pilkada DKI Jakarta mau diterapkan di Jateng harus kita sikapi, tapi insya Allah masyarakat dan pengelola media di Jateng punya komitmen untuk tetap menjaga persatuan,” katanya.

Oleh karena itu, Asep meminta lembaga penyiaran radio dan televisi yang ada di Jateng aktif serta kreatif dalam menyiarkan program pendidikan politik terkait dengan pilkada, seperti pemberitaan, dialog, talk show, dan program lainnya. Tujuannya, kata dia, agar masyarakat mengetahui informasi seputar pilkada, bagaimana tata cara memberikan suara, sampai menjatuhkan pilihan sesuai dengan akal sehat, tidak sekadar ikut-ikutan.

Advertisement

Selain itu, imbuh Asep Cuwantoro, lembaga radio dan televisi yang berperan sebagai salah satu pilar demokrasi harus memberikan pemberitaan yang berimbang, proporsional, dan tidak memihak. “Kami akan menindak tegas apabila ada radio atau televisi yang digunakan sebagai corong salah satu pasangan calon, pemberitaan tidak berimbang, atau menyebarkan berita bohong,” kata Wakil Ketua KPID Jateng itu menutup topik pembahasannya terkait pilkada termasuk Pilgub Jateng 2018.

[Baca juga Sudirman Said Ajak Rivalnya di Pilgub Jateng Kedepankan Persatuan]

Wasangka bakal diterapkannya model Pilkada DKI Jakarta di Jateng, berdasarkan catatan Semarangpos.com, berkembang seiring dengan direkomendasikannya Sudirman Said oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai peserta Pilgub Jateng 2018. Hal itu dikaitkan dengan status Sudirman sebagai mantan ketua Tim Sinkronisasi Pemerintahan Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno pascapilkada DKI Jakarta.

Advertisement

[Baca juga Dana Kampanye Sudirman Said dari Pengusaha]

Sebagaimana dikesankan Asep Cuwantoro dalam pernyataannya yang dipublikasikan Antara, kala itu diembuskan kesan bahwa pemberitaan media massa terkait Pilkada DKI Jakarta membuat kegaduhan politik yang berujung tercerai berainya masyarakat. Selain dikaitkan dengan kekalahan calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama yang seolah-olah disebabkan pemberitaan insiden Surah Almaidah di Kepulauan Seribu, kala itu Sudirman Said juga diusik dengan dipertanyakannya asal biaya yang hendak digunakannya dalam Pilkada 2018 di Jateng.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif