Senin, 15 Januari 2018 - 15:40 WIB

BANDARA KULONPROGO : Ini Maksud Gerakan Warga Tanam Pohon di Lahan NYIA

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga dibantu aktivis dan sukarelawan sedang menanam pohon di atas lahan NYIA yang sudah dibersihkan. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Sabtu (13/1/2018) dan Minggu (14/1/2018). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Penanaman pohon dilakukan di lahan calon bandara yang sudah dibersihkan PT Angkasa Pura.

Harianjogja.com, KULONPROGO–Warga penolak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang tergabung dalam Paguyuban Warga Penolak Penggusuran-Kulonprogo (PWPP-KP) menyatakan penanaman pohon pada Sabtu (13/1/2018) dan Minggu (14/1/2018) di lahan calon bandara baru bukan bersifat simbolis, melainkan dilakukan sebagai upaya keras mempertahankan lahan pertanian mereka yang sudah dibersihkan PT Angkasa Pura.

Advertisement

Humas PWPP-KP, Agus Widodo mengungkapkan pohon yang ditanam di atas lahan Izin Penetapan Lokasi (IPL) NYIA itu tidak dihitung jumlahnya. Prinsipnya, mereka menanami kembali lahan mereka yang kosong setelah dirobohkan dan dirusak paksa akibat land clearing lahan calon New Yogyakarta International Airport (NYIA).

“Kami selalu menanam terus, yang kami tanam adalah tanaman pertanian. Penanaman ini akan dilakukan terus-menerus, bukan hanya dua hari,” terangnya, Minggu.

Baca juga : Investigasi Ombudsman Simpulkan, Land Clearing Bandara Diwarnai Kekerasan Aparat

Advertisement

Ia menambahkan, Agus tidak ambil pusing atas tudingan pemerintah kabupaten bahwa, penolakan disebabkan warga menilai harga ganti rugi pembebasan lahan kurang tinggi. Menurut dia, warga penolak bersikeras menolak pembangunan NYIA karena menilai di lahan itulah warga merasakan kenyamanan dan memiliki ruang hidup. Selain itu, tidak akan menanggapi keinginan pemerintah yang ingin memberikan lahan garapan bagi warga. Karena mereka sudah memahami wilayah di sekitar mereka, baik air maupun kodisi tanah, yang baik bagi kehidupan maupun kebutuhan pertanian. Hal itu berbeda dengan daerah lain yang cenderung kesulitan perihal ketersediaan air pertanian.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mempersilakan warga penolak menanam lahan yang sudah dibersihkan tersebut dan menyatakan tidak akan mencabutnya begitu saja, tindakan itu hanyalah bersifat kontraproduktif. Ia lebih menginginkan agar dirinya dan warga bisa bertemu dan berbicara baik-baik, serta dengan pikiran dingin. Karena perasaan amarah tidak akan membuat suasana menjadi lebih baik.

Baca juga : Land Clearing NYIA Kembali Terhenti

Advertisement

“Saya ingin dengar langsung dari warga itu maunya apa. Kalau ingin tanah untuk pertanian, kami siap carikan. Kalau butuh rumah, rusun di Giripeni dan Sentolo juga siap dihuni,” kata dia.

Pimpinan Proyek NYIA PT Angkasa Pura I, Sujiastono mengimbau agar warga menghentikan penanaman pohon di atas lahan NYIA yang sudah dibersihkan. Karena, tindakan itu hanya merugikan warga, membuang waktu dan membuang biaya. Selain itu, kegiatan tersebut telah melanggar aturan yang berlaku. “Lebih baik tenaga dan waktunya dipakai untuk relokasi dan menata tempat yang lebih baik,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif