Soloraya
Minggu, 14 Januari 2018 - 07:30 WIB

ASAL USUL : Kisah Pertarungan Kiai Konang di Desa Bekonang Sukoharjo

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bangunan bersejarah di sebelah Pasar Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, Jumat (22/12/2017). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Asal usul Desa Bekonang Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO — Desa Bekonang merupakan desa yang terletak di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Sebagian penduduk bermata pencaharian sebagai petani, buruh dan pedagang. Sebagian penduduk lainnya merantau untuk mengadu peruntungan nasib.

Advertisement

Di balik kemajemukan karakteristik masyarakat itu, Bekonang menyimpan histori yang cukup menarik. Konon, nama Bekonang berasal dari seorang pengembara bernama Kiai Konang yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Kiai Konang merupakan sosok berwibawa, rendah hati dan suka menolong sesama yang membutuhkan.

Kala itu, Kiai Konang berjalan kaki sendirian menuju barat selama berhari-hari. Dia tiba di sebelah timur Sungai Bengawan Solo yang penuh dengan rumah penduduk. Kiai Konang lantas berkenalan dengan sejumlah warga setempat.

“Kiai Konang tak ingin lagi terlibat dalam urusan kerajaan dan jabatan. Dia ingin hidup sederhana di desa itu,” kata seorang tokoh masyarakat Desa Bekonang, Sugiyarto, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (22/12/2017).

Advertisement

Kiai Konang berbaur dengan warga setempat setiap hari. Dia membantu warga mengolah sawah agar hasil panen padi berlipat ganda. Bersama warga, Kiai Konang membuat saluran irigasi untuk mengairi lahan pertanian.

Kiai Konang juga membimbing warga untuk beternak unggas seperti ayam dan bebek. Warga setempat menerima penghasilan cukup besar dari beternak unggas. Lambat laun, kesejahteraan warga meningkat secara perlahan.

“Berkat bimbingan Kiai Konang, hasil panen padi dan beternak unggal mampu menghidupi warga setempat. Mereka sangat menghormati Kiai Konang lantaran telah membantu warga,” ujar dia.

Advertisement

Beberapa bulan kemudian, Kiai Konang menggagas pembangunan pasar untuk menjual hasil panen padi dan unggas yang dibudidaya warga. Kiai Konang bermusyawarah dengan warga untuk merealisasikan gagasan tersebut. Mereka akhirnya membangun pasar desa yang mayoritas pedagangnya merupakan warga setempat.

Pasar desa itu berkembang pesat setelah warga dari desa lain ikut menggelar lapak dagangan. Perekonomian di wilayah itu bergeliat setelah ada pasar desa.

“Saat itu, muncul para jagoan desa dan Kiai Anggaspati yang ingin mengusik kondisi pasar desa. Kiai Anggaspasti yang memiliki ilmu sakti menantang Kiai Konang untuk berduel,” papar dia.

Pertarungan dua pendekar sakti terjadi di sekitar pasar desa. Kiai Konang akhirnya mampu mengalahkan Kiai Anggaspati setelah bertarung selama berjam-jam. Kiai Konang dan warga kembali melanjutkan aktivitas sehari-hari. Kiai Konang tinggal di desa itu selama puluhan tahun sebelum meninggal dunia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif