Soloraya
Jumat, 12 Januari 2018 - 02:00 WIB

HIV/AIDS SUKOHARJO : Hingga 2017 ODHA Capai 457 Orang

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Grafis HIV/AIDS di Sukoharjo (Wisnu P/JIBI/Solopos)

HIV/AIDS Sukoharjo memprihatinkan.

Solopos.com, SUKOHARJO –Masyarakat Sukoharjo diajak menghilangkan stigma dan sikap diskriminatif terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Jika ada ODHA yang meninggal dunia penanganannya sama dengan jenazah yang lain sehingga jenazah terawat.

Advertisement

Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus di tubuh ODHA akan mati setelah empat jam meninggal dunia. Hingga Desember 2017, ODHA yang meninggal sebanyak 69 orang.

Sementara data di Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, hingga Desember 2017 sejumlah 457 kasus Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ditangani Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Data itu terakumulasi sejak 1998 hingga Desember 2017. Dari jumlah 457 kasus itu terbagi atas 228 penderita HIV dan 229 penderita AIDS serta 69 penderita di antaranya sudah meninggal sehingga penderita yang masih dipantau sebanyak 388 kasus.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Sukoharjo, Joko Nurhadiyanto, Kamis (11/1/2018), menjelaskan hasil penelitian virus dalam tubuh ODHA akan mati setelah empat jam meninggal dunia.

Advertisement

“Pelatihan pemulasaran jenazah ODHA dilakukan di Ruang Aula Wijaya Kusuma, RSUD Ir Soekarno, Sukoharjo. Pelatihan diikuti sejumlah 60 peserta. Salah satu tujuan pelatihan adalah agar masyarakat paham dan mengerti cara-cara pemulasaran jenazah ODHA,” katanya.

Pelatihan hasil kerja sama antara DKK dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sukoharjo. pemateri HIV/AIDS adalah Agus Prihatmono dari RSUD Ir Soekarno, Sukoharjo dan praktik pemulasaran dibimbing Tim Kamar Jenazah RSUD Ir Soekarno Sukoharjo.

Kepala DKK Sukoharjo, Nasruddin seperti disampaikan Joko, penyakit HIV/AIDS seperti fenomena gunung es sehingga yang terdeteksi baru sebagian dibanding yang belum terdetekdi. “Sangat mungkin yang belum terdeteksi lebih besar. Jumlah akumulatif penderita HIV/AIDS sejak 1998 hingga Desember 2017 sejumlah 457 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 69 penderita meninggal.”

Advertisement

Kini, DKK bekerjasama dengan KPA berusaha meningkatkan angka penemuan HIV/AIDS setinggi tingginya. ODHA yang sudah ditemukan akan ditangani rutin dengan pengobatan.

Menurutnya, penyakit HIV/AIDS bukan penyakit menular tetapi karena orang berperilaku jelek. Penularan HIV/AIDS hampir mirip dengan penyakit Hepatitis B yakni melalui darah, sperma dan cairan vagina. Masyarakat diminta tidak takut saat melakukan pemulasaraan jenazah ODHA.

Ketua Tim Penggerak PKK Sukoharjo, Etty Suryani Wardoyo, menyatakan penolakan terhadap ODHA di masyarakat masih terjadi karena warga khawatir tertular. Etty meminta sosialisasi digencarkan lagi sehingga ada kesamaan pemahaman tentang ODHA. Dia juga mengapresiasi pelatihan pemulasaran jenazah ODHA oleh KPA Sukoharjo.

“Pasien ODHA meninggal di rumah sakit tidak masalah karena sudah dimandikan di rumah sakit. Sebaliknya jika meninggal di tengah masyarakat terjadi kekhawatiran. Kami berharap anggota TP PKK menyebarluaskan informasi tentang penyakit HIV/AIDS, cara penyebaran dan pencegahan. Juga cara memandikan ODHA yang benar.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif