Jogja
Kamis, 11 Januari 2018 - 16:55 WIB

Wow, Sekali Gropyokan Tikus, Petani Bantul Bisa Dapat 200 Ekor!

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani dan para perangkat desa melakukan aksi gropyokan tikus di Bulak Panggang, Argomulyo, Sedayu, Minggu (22/10/2017). (IST/Dok Petani)

Serangan hama tikus di lahan padi Desa Argorejo dan Desa Argosari Sedayu terus terjadi

Harianjogja.com, BANTUL – Serangan hama tikus di lahan padi Desa Argorejo dan Desa Argosari Sedayu terus terjadi meskipun pemasangan Trap Barrier System (TBS) sudah dilakukan.

Advertisement

Terkait hal tersebut Dinas Pertanian sudah melakukan pemeriksaan rutin pada lahan-lahan pertanian.

Sebelumnya, Ketua Kelompok Tani Boga Lestari Desa Argomulyo, Jakiman, mengatakan setiap musim tanam di Sedayu, setidaknya ada 10 hektare mengalami kerusakan parah hingga gagal panen dan 25 hektare mengalami kerusakan sedang.

“Setidaknya setiap ada gropyok tikus, setiap 2000 meter kami dapat 200 ekor [tikus],” ujar Jakiman kepada Harianjogja.com, Selasa (9/1/2018).

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Kelautan (Diperpautkan) Bantul, Pulung Haryadi, mengatakan terkait hama tikus sudah dilakukan pemeriksaan rutin di lahan pertanian Sedayu.

Menurut dia penurunannya sudah cukup besar. “Setiap serangan hanya dua hektare, sudah berkurang banyak,” ujar Pulung.

Terkait rubuha yang digunakan warga untuk membasmi hama tikus, Pulung mengatakan Dinas Pertanian sudah pernah memberikan bantuan dua buah burung hantu. Dia mengatakan rubuha di Sedayu saat ini sudah ada sekitar 20 buah. Hal tersebut juga membantu mengurangi populasi tikus.

Advertisement

Mengenai potensi rubuha yang direncanakan warga Sedayu sebagai destinasi wisata, Pulung juga mengharapkan hal yang sama. Dia mengatakan Kecamatan Sedayu sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian tetapi belum intensif.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif