Disdikpora DIY menanggapi kekhawatiran lima hari sekolah yang dianggap rawan prostitusi
Harianjogja.com, JOGJA--Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta Baskara Aji menyatakan belum pernah menerima hasil kajian yang menghubungkan program lima hari sekolah dengan prostitusi, tapi kekhawatiran yang muncul akan diperhatikan.
Baca juga : Gara-gara Full Day School Siswi SMP di Jawa Tengah Terjerat Prostitusi
Hal tersebut disampaikan untuk menanggapi pernyataan Ketua Yayasan Perlindungan Anak (YPLA) DIY Sari Murti yang menyatakan full day school rentan dimanfaatkan untuk merekrut siswi jadi pelaku prostitusi.
Sebelumnya, ia menyebut Kebijakan lima hari sekolah yang diterapkan sebagian lembaga pendidikan dinilai bisa menyeret siswi terjerumus ke dalam praktik prostitusi, jika sekolah dan orang tua gagal memahami substansi full day school.
Aji mengungkapkan, semua hal yang berdampak negatif akan diwaspadai. “Masukan itu akan diperhatikan, supaya kekhawatiran itu bisa diantisipasi,” ucapnya melalui sambungan telepon, Rabu (10/1).
Ia melanjutkan, program lima hari sekolah bukan hanya masuk selama lima kali dalam sepekan saja, tapi di dalamnya ada Pengembangan Penguatan Program Pendidikan Karakter, sehingga di hari Sabtu diisi dengan aktivitas pengembangan karakter.
“Sabtu sekolah diminta melakukan kegiatan seperti bakti sosial, berkunjung dan menjadi pekerja sosial atau berpartner dengan desa tertentu untuk mengembangkan karakter yang ada,” tambahnya.