Jogja
Kamis, 11 Januari 2018 - 12:34 WIB

Dipecat Pemkab, PHL Bantul Segel Stadion Sultan Agung

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Massa memasang spanduk bernada sindiran di pintu gerbang masuk Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul, Kamis (11/1/2018). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Pegawai SSA mogok kerja.

Harianjogja.com, BANTUL–Puluhan Pekerja Harian Lepas (PHL) Stadion Sultan Agung (SSA) di Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon mogok kerja menanggapi pemberhentian sepihak ratusan kolega mereka oleh Pemkab Bantul. Mereka menyegel gerbang SSA dan mengancam mogok hingga ada kejelasan nasib.

Advertisement

Salah satu pekerja SSA yang terkena PHK Marwan menuturkan dari total 30 pegawai ada 15 orang yang dianggap tidak memenuhi syarat (TMS) setelah diuji psikotes oleh Polda DIY pada Desember 2017 lalu. Menuru Marwan yang bekerja sejak SSA berdiri sekitar 13 tahun yang lalu, sebelumnya tidak ada ujian seperti itu untuk syarat perpanjangan kontrak. Mereka hanya perlu menyiapkan surat lamaran ulang sebelum masa kontrak habis. “Tidak ada pemberitahuan sama sekali tentang ujian ini. Kami juga tidak diberi tahu ini ternyata untuk penilaian kontrak,” katanya, Kamis (11/1/2018).

Marwan yang merupakan warga Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri itu juga mempertanyakan adanya rekrutmen PHL baru yang pendaftarannya mulai dibuka hari ini. Pasalnya syarat minimal pendidikan dicantumkan lulusan SMA. Padahal banyak dari mereka yang merupakan lulusan SMP bahkan SD. Belum lagi syarat batas maksimal umur yaitu 40 tahun. “Kalau kami ikut seleksi lagi ya sudah tidak memenuhi syarat,” tuturnya. Oleh sebab itu pihaknya meminta kebijaksanaan Pemkab Bantul untuk mempertimbangkan perpanjangan kontrak mereka kembali.

Baca juga : Bau Politik Menyeruak di Balik Pemecatan Pekerja Harian Lepas di Bantul

Advertisement

PHL lainnya, Widodo menuturkan menanggapi keputusan tersebut seluruh pegawai SSA baik yang lolos uji psikotes ataupun tidak memutuskan mogok kerja mulai hari ini. Mogok kerja tersebut menurutnya masih akan berlangsung hingga nasib ke-15 PHL jelas. “Gerbang kami segel. Tidak ada yang bekerja,” tutur warga Desa Timbulharjo tersebut.

Pantauan Harianjogja.com di lapangan, gerbang sisi utara SSA memang ditutup rapat. Pada dinding pagar sebelah utara, mereka memasang spanduk-spanduk berisi tuntutan agar mereka kembali dipekerjakan. Sehari sebelumnya, puluhan PHL yang dipecat Pemkab Bantul berunjukrasa di gedung DPRD setempat.

Baca juga : Dipecat Pemkab Bantul, Pekerja Harian Lepas Demo ke DPRD

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif