Jogja
Rabu, 10 Januari 2018 - 00:19 WIB

PERTANIAN GUNUNGKIDUL : Kisah Sungkono yang Bertahan Menanam Bawang Putih

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani bawang putih di Logandeng, Playen, Sungkono menunjukan bawang putih jenis lumbu putih, Senin (8/1/2018). (Herlambang Jati Kusumo/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian bawang putih tidak kunjung membaik di Gunungkidul

 

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kondisi lingkungan dan belum adanya teknologi atau rekayasa untuk pengembangan pengaruhi pertanian bawang putih tidak kunjung membaik di Gunungkidul.

Dikatakan Kepala Bidang Perkebunan dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Pangan, Gunungkidul, Budi Sudartanto bahwa kondisi tempat hidup paling mempengaruhi keberhasilan tanam bawang putih tersebut.

Advertisement

Dikatakan Kepala Bidang Perkebunan dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Pangan, Gunungkidul, Budi Sudartanto bahwa kondisi tempat hidup paling mempengaruhi keberhasilan tanam bawang putih tersebut.

“Secara fisiologis kan bawang putih hidup di dataran tinggi, kita kan masih masuk dataran rendah. Kalau di Indonesia ya mungkin hidup di Temanggung, Karanganyar, dan sebagainya yang masuk dataran tinggi,” kata Budi, Senin (8/1/2018).

Dia juga mengatakan sebenarnya sudah ada wacana memprogramkan bawang putih tersebut. Dikatakan pula olehnya target Menteri Pertanian 2019 swasembada, yang pada awalnya beberapa tahun lagi namun dipercepat.

Advertisement

Untuk 2018 ini sendiri baru akan kembali dicoba penanaman bawang putih jenis lumbu putih sekitar 1 hektare, di Logandeng, Logandeng, Playen yang sebelumnya daerah tersebut juga pernah coba ditanami.

“Sebenarnya yang paling cocok ya jenis lumbu putih tersebut untuk di Gunungkidul khusunya Logandeng, tapi untuk bawang putih jenis tersebut peminatnya juga minim, karena ukurannya yang kecil-kecil walaupun aromanya tidak kalah, tetapi memang dipasaran masih kalah sama jenis bawang yang besar,” ujarnya.

Petani bawang putih di Logandeng, Sungkono saat ini petani bawang putih di daerahnya hanya tinggal dia saja. “Saat ini ya tinggal saya sendiri petani bawang putih disini, yang lain sudah tidak mau lagi karena harganya kalah saing dengan jenis bawang lain atau bawang import,” ujarnya.

Advertisement

Sungkono juga mengatakan padahal untuk kualitas aroma bawang putih jenis lumbu putih baik, walaupun ia akui ukurannya memang kecil-kecil. Dia mengatakan saat ini tetap bertahan karena diberi amanah dari Dinas untuk mempertahankan pertanian bawang putih itu.

Walaupun kini lahan yang masih ia tanami hanya sekitaran 3×3 meter dan hanya ditanam saat bulan Juni atau Juli dia tetap mencoba mempertahankan pertanian bawang putihnya.

Sungkono juga mengatakan bawangputih yang ia tanam saat ini juga hanya untuk keperluan pribadi tidak untuk dijualnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif