News
Senin, 8 Januari 2018 - 09:00 WIB

Masya Allah, Kisah Sempurna Aisyah Bahar Saat Alami Sakaratul Maut

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto almarhumah Aisyah Bahar (Instagram)

Aisyah Bahar meninggal diusia 23 tahun saat sedang mengaji Alquran.

Solopos.com, MAKASSAR – Kabar duka tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Aisyah Bahar, 23, menjadi pembicaraan warganet. Banyak pengakuan dan doa dari warganet yang menyebut Aisyah meninggal khusnul khotimah.

Advertisement

Aisyah Bahar saat berakting di proyek film religi (Youtube)

Aisyah merupakan alumnus Fakultas Peternakan Universitas Hasanudin, Makassar. Berdasarkan tayangan Insert Selebriti, Jumat (5/1/2018), Aisyah meninggal dunia, Kamis (4/1/2018) pagi sekitar pukul 06.30 Wita di kediamannya di Kota Makassar.

Menurut pengakuan ayah Aisyah, Andi Bahar Jufri, menceritakan sebelum meninggal, putrinya sempat salat malam dan makan sahur untuk puasa sunah Seni-Kamis. Saat Waktu Subuh Aisyah pun sempat pergi ke masjid. Sepulang dari masjid, Aisyah mengaji, saat itulah Aisyah mengalami sakaratul maut di hadapan ayahnya. Sebelum meninggal Aisyah diceritakan sempat mengucap kalimat syahadat.

Advertisement

Terkait sebutan khusnul khotimah, Ustaz Syam memberikan pendapatnya. Menurut ustaz bernama lengkap Syamsudin Nur Makka itu bukan hak manusia untuk mengklaim kematian seseorang khusnul khotimah atau bukan, namun kita boleh berprasangka baik kepada Allah.

“Masya Allah, sebuah kisah dan skenario luar biasa dari Allah bagi almarhumah Aisyah ini. Dikabarkan beliau meninggal setelah salat subuh,waktu mengaji, sempat mengucap syahadat. Bahkan dari cerita orang tuanya, almarhumah ini sempat makan sahur untuk puasa sunah,” ucap Ustaz Syam.

Ustaz tersebut membacakan riwayat yang mendukung sebutan khusnul khotimah bagi Aisyah. Pertama, Aisyah dikabarkan sempat menyebut syahadat, meninggal dalam keadaan berpuasa, kerap berbagi manfaat.

Advertisement

“Dalam sebuah riwayat mengatakan, barang siapa mengucap syahadat dan hanya mengharap rida Allah, maka dia masuk surga. Riwayat lain mengatakan barang siapa berpuasa dan hanya mengharap rida Allah maka dia masuk surga. Masya Allah, dua itu sudah dapet almarhumah. Kemudian barang siapa bersedekah dan hanya mengharap rida Allah, maka dia masuk surga, yang ketiga ini juga dapat, karena menurut cerita almarhumah aktif membagikan ilmu agama melalui media sosial,” jelas Ustaz Syam.

Saat dimintai keterangan tentang penyebab putrinya meninggal dunia Andi Bahar Jufri menegaskan putrinya tidak menderita penyakit kronis.  Kisah haru tentang Aisyah ini bukan pertama kali dialami Andi. Dua putranya yang juga kakak-kakak Aisyah meninggal dalam kondisi sedang beribadah.

Kakak pertama bernama Andi Ibrahim meninggal pada 2009 saat salat tasbih. Waktu itu Andi Ibrahim masih berusia 21 tahun. Kemudian kakak Aisyah bernama Andi Astri meninggal pada 2011 saat salat malam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif