Soloraya
Minggu, 7 Januari 2018 - 21:35 WIB

Jalur Pendakian Gunung Merbabu Ditutup Sebulan, Ini Tanggapan Pendaki

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Merbabu (Dok/JIBI/Solopos)

Penutupan jalur pendakian Gunung Merbabu selama Februari membuat para pendaki harus mengalihkan tujuan mereka ke gunung lain yang terdekat.

Solopos.com, BOYOLALI — Rencana penutupan jalur pendakian Gunung Merbabu selama Februari 2018 oleh Balai Taman Nasional Gunung (BNTG) Merbabu tidak terlalu dipusingkan oleh para pendaki. Mereka berencana mengalihkan tujuan pendakian ke Gunung Merapi.

Advertisement

Selain itu, pendaki juga bisa beralih ke Gunung Sundoro/Sumbing di Temanggung/Wonosobo yang lokasinya cukup dekat. Salah satu pendaki asal Sragen, Syam Ma’arip Aiddul Fitra, 24, mengatakan dengan ditutupnya Merbabu dia berencana mengalihkan pendakian ke Gunung Sumbing.

“Akhir Januari atau awal Februari tadinya memang mau ke Merbabu, tapi tidak jadi dan akhirnya ke Sumbing. Tidak masalah,” kata warga Kelurahan Jeruk, Kecamatan Miri, ini kepada Solopos.com, Sabtu (6/1/2018).

Sementara itu, bagi penyedia jasa persewaan tenda dan perlengkapan mendaki gunung, penutupan jalur pendakian Merbabu ini akan sedikit berpengaruh kepada bisnisnya. Riska Wijaya, pemilik Kentingan Outdoor di Jebres, Solo, mengatakan jumlah penyewa akan turun.

Advertisement

“Pelanggan kami sebagian menyewa untuk mendaki di gunung yang dekat-dekat sini seperti Merapi dan Merbabu. Kalau nanti Merbabu ditutup, tentu jumlah penyewa peralatan pendakian akan berkurang,” ujarnya.

Dia menjelaskan pada musim sekolah/kerja seperti saat ini jumlah penyewa rata-rata 10-20 orang per pekan. Mereka biasanya menyewa tenda beserta perlengkapan lainnya seperti kompor, sepatu, dan lainnya.

“Pada hari-hari biasa tenda keluar 10-20 per pekan. Nanti kalau Merbabu ditutup mungkin akan berkurang sedikit,” kata Wijaya yang juga membuka outlet persewaan serupa di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Kartasura, Sukoharjo.

Advertisement

Menurutnya, kondisi tersebut tidak dapat dihindari dan dia akan menjalani bisnis seperti biasa. Sebaliknya, pada musim liburan atau hari besar dia bisa mendapatkan keuntungan lebih karena permintaan persewaan akan meningkat.

Sebanyak 90 tenda dan perlengkapan yang ia sediakan habis disewa pelanggan, bahkan sampai kekurangan. “Kalau liburan atau hari besar, semuanya habis disewa.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif