Jogja
Jumat, 5 Januari 2018 - 16:10 WIB

Pakar Sebut Budaya Jogja Bisa Meredam Ketimpangan Ekonomi

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Ketimpangan ekonomi di Jogja masih bisa diredam.

Harianjogja.com, JOGJA–Pakar ekonomi Profesor Edy Suandi Hamid menyatakan, tingginya angka ketimpangan ekonomi atau rasio gini di Jogja masih bisa diredam.

Advertisement

Seperti diketahui angka kemiskinan di Bumi Mataram pada September 2017 sebesar 12,36%. Sedangkan rasio gininya tercatat 0,440 atau yang tertinggi se-Indonesia.

Edy Suandi Hamid menyatakan angka-angka yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tetap harus menjadi acuan bagi seluruh pihak untuk mencari solusi terbaik.

Menurutnya  dampak dari tingginya ketimpangan dan angka kemiskinan cukup bisa diredam. Sebab, masyarakat masih memiliki rasa gotong royong yang tinggi, kekeluargaan yang erat dan sikap suka membantu satu sama lain, sehingga kemungkinan besar tidak akan menimbulkan konflik sosial. “Budaya di DIY mampu meminimalisir dampak sosialnya,” ucapnya di Kompleks Kepatihan, Jumat (5/1/2018).

Advertisement

Ia juga menyatakan tingginya kemiskinan dan gini ratio tidak perlu membuat masyarakat panik dan resah, karena selain punya budaya yang bisa dijadikan benteng, perhitungan yang dilakukan BPS, menurut Edy kurang komprehensif.

Namun meskipun demikian, ia menyatakan angka dari BPS tetap perlu dijadikan acuan oleh semua pihak, guna mencari solusi paling mantap.

Anggota Parampara Praja DIY ini mengungkapkan, gini ratio yang tinggi muncul karena adanya kelompok masyarakat yang pertumbuhan ekonominya relatif cepat dan di sisi lain ada kelompok masyarakat yang ekonominya bertumbuh lebih lamban.

Advertisement

Selain itu juga disebabkan karena adanya ketimpangan wilayah. Menurut Edy, Kota Jogja dan Sleman tumbuh dengan cepat, sementara Gunungkidul dan Kulonprogo tidak demikian.

Karena itulah wilayah yang selama ini menjadi kantong kemiskinan harus mendapat perhatian lebih. Kemiskinan di Kulonprogo, imbuhnya, bisa diatasi dengan adanya New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA).

Namun dengan catatan, masyarakat kecil dilibatkan dalam operasional NYIA. Sedangkan untuk Gunungkidul, ucapnya, sektor pariwisata bisa dioptimalkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif