Jogja
Jumat, 5 Januari 2018 - 10:58 WIB

Kegiatan Belajar SD Seropan Digelar di Tenda, Velly Kepanasan tapi Senang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa siswi SD Seropan dan SMP Muhammadiyah 2 Dlingo terpaksa belajar di tenda darurat karena sekolah mereka masuk dalam zona merah rawan longsor, Jumat (5/1/2018). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Siswa SD Seropan Bantul terpaksa belajar di tenda karena gedung sekolah masuk zona rawan bencana

Harianjogja.com, BANTUL--Meski sering kepanasan saat belajar di tenda darurat, Velly, murid kelas I SD Seropan, Dlingo merasa senang.

Advertisement

Pasalnya saat belajar di tenda, ia lebih bisa menikmati udara segar di luar kelas. Selain itu, Velly juga jadi lebih bebas berkejaran di sekitar halaman saat istirahat. Suasana belajar jadi lebih asik.

Velly adalah satu dari 122 siswa SD Seropan yang harus belajar di tenda darurat sejak Selasa (2/1/2018) lalu. Sekolahnya terpaksa direlokasi sementara karena masuk dalam zona merah rawan bencana. Bahkan tepat di belakang gedung sekolah, tanah sudah retak sepanjang sekitar 25 meter.

Kepala Sekolah SD Seropan, Wagiman menuturkan relokasi tersebut merupakan dampak dari siklon tropis Cempaka akhir November lalu yang mengikis tanah sekitar sekolah. Itulah alasan yang membuat KBM dipindah sementara ke halaman TK Aisyiyah Bustanul Athfal Seropan.

Advertisement

Ia menyebut pihak BPBD  menyarankan belajar di tenda selama 20 hari ke depan. “Akan dibangunkan shelter di atas, [depan PAUD]” katanya, Jumat (5/1/2018).

Dengan demikian, menurutnya, setelah bangunan shelter selesai dalam 20 hari ke depan, maka semua siswa akan dipindah ke shelter untuk kegiatan belajar mengajarnya.

Wagiman mengaku suasana belajar di tenda ini sebenarnya tidak nyaman, sebab jika terik matahari di dalam tenda terasa panas dan gerah. “Kalau hujan juga tidak nyaman, karena air bisa masuk,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif