Soloraya
Jumat, 5 Januari 2018 - 11:00 WIB

FESTIVAL DURIAN KARANGANYAR : Ikhtiar Mencari Varietas Unggul Durian Khas Bumi Intanpari

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dewan juri melakukan penilaian terhadap buah durian pilihan lokal dari berbagai tempat Karanganyar dalam Festival Durian 2018 di terminal wisata Mbangun Makuthoromo, Karangpandan, Karanganyar, Kamis (4/1/2018). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Pemkab Karanganyar berkomitmen menjadikan durian sebagai ikon daerah.

Solopos.com, KARANGANYAR — Bayan Desa Pendem, Mojogedang, Wando, semringah saat durian nomor 22 miliknya dinobatkan sebagai juara 1 lomba Festival Durian Kabupaten Karanganyar, Kamis (4/1/2018).

Advertisement

Festival Durian di Terminal Wisata Mbangun Makuthoromo, Karangpandan. Warga Garet, RT 003/RW 001, Pendem, Mojogedang itu menerima hadiah Rp2 juta, piagam, dan piala.

Wando memiliki dua batang pohon durian berusia 70-an tahun. Dia tidak mengingat siapa yang menanam. Informasi usia pohon dia dapat setelah menelusuri cerita dari keluarga dan kerabat.

Advertisement

Wando memiliki dua batang pohon durian berusia 70-an tahun. Dia tidak mengingat siapa yang menanam. Informasi usia pohon dia dapat setelah menelusuri cerita dari keluarga dan kerabat.

“Buah ini rasanya manis, pulen. Warnanya kuning mentega. Kalau [buah] pohon satunya ada pahitnya. Saya disuruh ikut oleh BPP [balai penyuluh pertanian] Mojogedang. Katanya supaya tambah pengalaman,” cerita Wando setelah menerima hadiah.

Durian nomor 21 milik warga Pablengan, Matesih, Wardoyo, dan nomor 7 milik warga Genengan, Jumantono, Paino, meraih posisi kedua dan ketiga. Masing-masing durian memiliki kualitas berbeda. Durian milik Wardoyo berdaging tebal dan isinya banyak pada setiap buah. Berbeda dengan durian Paino berwarna kuning mentega.

Advertisement

Tujuh hal yang mereka cek, yakni bentuk buah, ketebalan daging buah, tekstur, rasa, ukuran pongge atau biji durian, warna daging buah, berat buah, dan lain-lain. Masing-masing juri membubuhkan nilai 1-5 pada selembar kertas nilai yang dibawa. Syarat utama durian yang diperbolehkan mengikuti lomba adalah durian lokal Kabupaten Karanganyar.

“Semua durian yang ikut lomba ini lokal. Yang warna kuning kunyit tadi juga lokal. Kami tahu tetapi susah menceritakan detail perbedaan lokal dengan luar. Yang jelas pembeda pada bentuk, warna, dan rasa. Dari tujuh kriteria itu ada beberapa poin yang nilainya cukup signifikan,” jelas Mulyono Herlambang, saat ditanya perihal tiga orang juara.

Dia memisalkan ukuran dan warna buah mendapatkan nilai bagus, tetapi pada poin lain tidak. Oleh karena itu, setiap kriteria berpengaruh. Tetapi, Mulyono memiliki gambaran durian unggulan yakni warna menarik, pongge kecil, dan daging buah tebal.

Advertisement

“Sebetulnya kami punya [durian] kualitas baik. Kualitas durian lokal enggak kalah dari luar. Karanganyar dulu merintis durian sukun. Saya ikut. Durian itu pongge kecil dan gepeng, daging buah tebal, warnanya cantik. Tapi sekarang punah, lenyap, enggak tahu di mana, enggak bisa ditemukan pohonnya,” ungkap Mulyono sembari mengangkat dua tangan.

Salah satu durian lokal varietas unggul “Sukun” tidak diketahui rimbanya. Oleh karena itu, Mulyono berharap Festival Durian pada awal 2018 itu dapat menjadi cikal bakal pengembangan durian lokal Karanganyar. Selain itu, Mulyono memberikan masukan untuk menjaga varietas unggul di Karanganyar.

“Mudah-mudahan dengan lomba ini akan menemukan lagi [durian unggul Karanganyar]. Kami berharap bisa menjaga plasma nutfah. Durian juara itu jadi indukan. Setelah itu daftarkan varietas di Kementerian Pertanian. Enggak mahal dan enggak ribet kok,” ujar dia.

Advertisement

Produk Primadona

Selain tiga durian itu, 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif