Jogja
Rabu, 3 Januari 2018 - 09:20 WIB

Libur Akhir Tahun 2018, DIY Diperkirakan Tetap Macet

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemacetan Jogja (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Volume kendaraan bertambah drastis saat liburan, tapi kapasitas jalan tetap sama

Harianjogja.com, JOGJA-Kemacetan merupakan salah dua problematika yang paling menonjol selama liburan akhir tahun 2017. Kemacetan diperkirakan akan tetap terjadi pada momen yang sama pada akhir tahun, karena strategi yang dipakai masih sama.

Advertisement

Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DIY Hari Agus Triyono mengatakan, kemacetan adalah sesuatu yang mutlak terjadi. Volume kendaraan bertambah drastis saat liburan, tapi kapasitas jalan tetap sama. Kemacetan semakin menjadi-jadi tatkala badan jalan kerap diserobot bus dan mobil untuk parkir.

Melihat kondisi yang berkembang, ia mengatakan, memang harus perlu dicari strategi yang lebih mutkahir sebagi solusi. Wacana yang mengemuka, salah satunya, adalah dengan melarang bus-bus besar masuk dalam kota, sehingga harapannya parkir dalam kota bisa dimanfaatkan oleh mobil dan motor. Cara seperti itu juga diyakini akan membawa sedikit kelegaan bagi lalu lintas yang padat merayap.

Namun, menurut Agus rencana tersebut belum masuk tahap kajian. Langkah yang baru akan diambil adalah mencari lokasi yang bisa digunakan untuk parkir bus. “Salah satunnya [yang dipertimbangkan] adalah parkir bandara Adisutjipto, saat bandara nanti sudah resmi pindah. Di sana cukup luas dan tanahnya juga milik Pemda DIY,” ucapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (31/12/2017).

Advertisement

Setelah lokasi parkir sudah didapatkan, hal yang kemudian perlu dipikirkan adalah tentang skema perpindahan penumpang dari bus ke shuttle bus. Agus mengatakan, ada kemungkinan shuttle bus akan diisi Trans Jogja karena Pemda DIY ingin memaksimalkan moda transportasi tersebut.

“Shuttle nanti sistemnya jadi kesatuan dengan parkir bus atau tidak, supaya orang datang ke Jogja enggak jadi beban tersendiri. Atau sistemnya di-drop di pinggir. Artinya ada beberapa alternatif yang perlu dikaji bareng-bareng, jangan sampai liburan ke Jogja jadi mahal, karena kemana-mana harus ganti kendaraan dan harus bayar lebih. Itu yang kami antisipasi,” imbuh Agus.

Kemungkinan besar, kata Agus, wacana di atas baru bisa diwujudkan pada tahun 2019 atau saat bandara baru di Kulonprogo mulai beraksi. Untuk rencana jangka pendek, Agus mengatakan, akan tetap memakai strategi yang sama dalam menghadapi liburan akhir tahun 2018.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif