Soloraya
Rabu, 3 Januari 2018 - 23:35 WIB

Hasil Uji Laboratorium Sampel Udara Sekitar PT RUM Bikin Warga Nguter Sukoharjo Kecewa

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan warga enam desa sekitar pabrik PT Rayon Utama Makmur (RUM), Plesan, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, dan mahasiswa menggelar aksi di depan pabrik tersebut, Kamis (30/11/2017). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Warga terdampak bau tak sedap dari PT RUM Sukoharjo kecewa dengan hasil uji laboratorium sampel udara wilayah itu.

Solopos.com, SUKOHARJO — Warga empat desa sekitar pabrik PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Kecamatan Nguter, Sukoharjo, kecewa dengan hasil uji laboratorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo atas sampel udara wilayah mereka.

Advertisement

Hasil uji laboratorium itu menyebutkan limbah udara PT RUM masih di bawah baku mutu sehingga belum membahayakan warga setempat. Padahal, warga sangat terganggu dengan bau busuk dari pabrik tersebut.

Warga empat desa yakni Plesan, Gupit, Celep, dan Pengkol, menggalang kekuatan dengan mengadakan pertemuan di Balai Desa Pengkol, Minggu (31/12/2017) malam. Hal ini untuk menyerap aspirasi warga dan merencanakan langkah selanjutnya ihwal limbah udara PT RUM yang mengganggu masyarakat. (Baca: Warga 6 Desa Nguter Sukoharjo Kembali Berdemo Protes Bau Tak Sedap dari Limbah PT RUM)

Advertisement

Warga empat desa yakni Plesan, Gupit, Celep, dan Pengkol, menggalang kekuatan dengan mengadakan pertemuan di Balai Desa Pengkol, Minggu (31/12/2017) malam. Hal ini untuk menyerap aspirasi warga dan merencanakan langkah selanjutnya ihwal limbah udara PT RUM yang mengganggu masyarakat. (Baca: Warga 6 Desa Nguter Sukoharjo Kembali Berdemo Protes Bau Tak Sedap dari Limbah PT RUM)

Kegiatan itu dihadiri sekitar 150 warga dan tokoh masyarakat. Pertemuan serupa telah dilaksanakan beberapa pekan lalu di Plesan. Koordinator Forum Komunikasi Warga Desa Plesan, Gupit, Celep, Pengkol (PGCP), Ari Suwarno, mengatakan masyarakat tak memedulikan hasil uji laboratorium UNS Solo yang menyebutkan limbah udara PT RUM belum berbahaya.

Praktiknya hingga sekarang limbah udara itu mengganggu aktivitas masyarakat. “Para siswa SD harus memakai masker saat proses kegiatan belajar mengajar [KBM] di kelas karena tak kuat menahan bau tak sedap. Ibu-ibu dan warga lainnya tak bisa tidur nyenyak saat bau tak sedap kembali muncul,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (1/1/2018).

Advertisement

Tak menutup kemungkinan, warga melakukan aksi unjuk rasa untuk menyampaikan aspirasi di Kantor Setda Sukoharjo dan DPRD Sukoharjo. “Kami sudah mengajukan surat permohonan ke DPRD Sukoharjo namun belum direspons. Ini menyangkut nasib generasi muda yang semestinya bisa hidup nyaman tanpa gangguan limbah,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Sukoharjo, Eko Pujiatmoko, menyatakan hasil uji laboratorium UNS Solo bukan solusi untuk mengatasi kasus limbah udara PT RUM yang tak kunjung tuntas. Aktivitas masyarakat tetap terganggu lantaran limbah udara yang menyengat.

Eko mendesak Pemkab Sukoharjo agar membentuk tim independen. Tim itu beranggotakan para pakar lingkungan hidup, hukum, dan konstruksi bangunan.

Advertisement

“Itu [hasil uji laboratorium UNS] tidak solutif. Kalau memang limbah udara pabrik tak berbahaya lantas mengapa masyarakat masih mencium bau tak sedap. Nah, solusi alternatifnya adalah membentuk tim independen yang bertugas mencari penyebab bau tak sedap dan solusinya,” papar Eko.

Sebelumnya, Ketua Program Studi (Prodi) Doktor Ilmu Lingkungan UNS Solo, Prabang Setyono, mengungkapkan telah melakukan uji laboratorium sampel udara dengan meneliti kandungan H2S (Hidrogen Sulfida), NH3 (Ammonia), sulfur serta NO2 (Nitrogen Dioxide). Pengujian sampel udara dilakukan di enam lokasi yakni satu lokasi di dalam pabrik dan lima lokasi di sekitar pabrik masing-masing di Dusun Pakelen dan Dusun Tawang Badran, Desa Gupit; Dusun Plosokuning, Desa Plesan; Dusun Jayeng, Desa Celep dan Dusun Tegalrejo, Desa Pengkol.

Hasilnya, limbah udara PT RUM masih di bawah baku mutu sehingga belum membahayakan warga setempat. Namun demikian, Prabang juga mengatakan level udara di sekitar PT RUM bisa naik menjadi berbahaya.

Advertisement

“Sangat memungkinkan hasil uji laboratorium naik ke level berbahaya jika manajemen PT RUM tidak melaksanakan rekomendasi yakni memperbaiki instalasi pembuangan saluran air,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif