Soloraya
Sabtu, 30 Desember 2017 - 15:15 WIB

CATATAN 2017 : 29 Nyawa Wong Sragen Melayang karena Bunuh Diri

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bunuh diri (Dok/JIBI/Solopos)

Catatan 2017 dari Sragen, sebanyak 29 warga setempat meninggal akibat bunuh diri.

Solopos.com, SRAGEN — Angka kasus bunuh diri warga Sragen sepanjang 2017 meningkat signifikan dibandingkan tahun 2016. Berdasarkan catatan Polres Sragen terjadi 29 kasus bunuh diri tahun 2017.

Advertisement

Sedangkan pada tahun lalu tercatat 20 kasus bunuh diri. Artinya terjadi peningkatan sebanyak sembilan kasus. Penjelasan tersebut disampaikan Kapolres Sragen, AKBP Arif Budiman, saat menggelar pers rilis akhir tahun 2017 di Mapolres Sragen, Sabtu (30/12/2017).

Fenomena tingginya angka bunuh diri menjadi salah satu fokus penanganan Polres Sragen bersama stakeholder terkait seperti Pemkab Sragen, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sragen, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), tokoh agama dan tokoh masyarakat.

“Hal yang menjadi concern kami yaitu bagaimana tingkat ketahanan hidup masyarakat ini sama-sama kita bangun. Sorotan kami, bagaimana membangun dan mengembangkan mental masyarakat agar tahan terhadap dorongan untuk bunuh diri,” tutur dia.

Advertisement

Arif Budiman menyatakan diperlukan treatment khusus untuk membangun mentalitas masyarakat Sragen. Salah satunya dengan pendekatan spiritual atau keagamaan di kalangan umat Islam, Kristen, Protestan, Hindu, Budha, serta berbagai aliran kepercayaan.

Ihwal alasan bunuh diri, menurut Arif didominasi karena faktor ekonomi dan sosial. Faktor sosial yaitu adanya masalah antara suami-istri, atau dengan kerabat, dan tetangga. Sedangkan alasan bunuh diri karena masalah kesehatan tidak begitu dominan.

Arif menerangkan dari 29 kasus bunuh diri tahun 2017 mayoritas dilakukan dengan cara gantung diri. Cara itu dinilai paling praktis dan mudah dilakukan. Orang yang bersifat introvet (tertutup) dan punya masalah berat berpotensi melakukan bunuh diri.

Advertisement

Kepala Kesbangpolinmas Sragen, Heru Martono, yang turut hadir dalam pers rilis akhir tahun 2017, mengatakan kasus bunuh diri tidak bisa digeneralisasi karena faktor tertentu saja. Menurut dia penyebab orang nekat bunuh diri sangat kompleks.

Tapi dia mengakui angka kasus bunuh diri di Sragen tahun 2017 sudah sangat mengkhawatirkan. “Satu-satunya jalan ya kerja keras semua pihak, mulai dari Pemkab, Polres, Kodim, termasuk tokoh atau pemuka berbagai agama yang ada,” dia menerangkan.

Perwakilan dari Dinas Sosial Sragen, Purwadi, mengatakan salah satu masalah kesehatan yang jadi penyebab tindakan bunuh diri warga yaitu penyakit HIV/AIDS. Karena depresi mengidap penyakit itu yang bersangkutan mengambil jalan pintas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif