Jateng
Jumat, 29 Desember 2017 - 04:50 WIB

PERTANIAN JATENG : Begini Cara Pemprov Penuhi Kebutuhan Petani...

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kartu Tani. (JIBI/Solopos/Antara/Seno)

Pertanian di Jawa Tengah (Jateng) akan menggunakan Kartu Tani untuk memantau kebutuhan para petani.

Semarangpos.com, SEMARANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) akan menggunakan Kartu Tani sebagai salah satu cara memantau kebutuhan para petani di Jateng. Program Kartu Tani rencana mulai diberlakukan secara serentak di seluruh daerah di Jateng pada awal 2018 nanti.

Advertisement

Dikutip dari laman Internet resmi Pemprov Jateng, Rabu (27/12/2017), saat ini ada sekitar 2.576.763 petani yang tersebar di 35 kabupaten dan kota di Jateng. Dari petani sebanyak itu, lahan yang digarap seluas 1.386.091 hektare.

“Selama 2017, Kartu Tani sudah berlaku di beberapa daerah, termasuk Batang. Tahun 2018 nanti diberlakukan secara serentak di 35 kabupaten/kota di Jateng,” ujar Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat membuka Rapat Koordinasi Evaluasi dan Persiapan Pemberlakuan Kartu Tani di Jateng Tahun 2018 di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Rabu.

Petani yang telah memiliki Kartu Tani, lanjut Ganjar, bisa digunakan untuk memperoleh pupuk bersubsidi dari pemerintah. Untuk mendapatkan pupuk bersubsidi itu, petani yang tergabung dalam kelompok tani bisa mengambil ke pengecer yang telah ditentukan oleh Pemprov Jateng di daerah masing-masing.

Advertisement

Ganjar menambahkan jika program Kartu Tani sudah berjalan, informasi pertanian bakal terdata dengan baik, termasuk identitas petani, alamat petani, serta luas lahan yang dikerjakan. Dengan data itu, Pemprov Jateng pun mengklaim akan memiliki sistem tentang pertanian yang tidak hanya memuat data petani, tapi juga masa menanam, jenis tanaman, serta masa memanen.

Dengan sistem itu pula, Pemprov Jateng pun mengaku bisa memantau dan mengetahui kebutuhan petani, termasuk pupuk. “Termasuk komoditas yang akan kita panen, seperti kentang, padi, dan cabai. Kalau potensi hasil panen gede, Pemda akan membantu mencari pasar, bisa masuk ke industri maupun ekspor,” tutur politikus PDIP itu.

Ganjar mencontohkan komoditas bawang merah yang saat ini harganya turun drastis akibat hasil panen di Brebes dan beberapa daerah melimpah bisa terkontrol melalui Kartu Tani. Jika ada sistem pertanian yang bisa mengetahui produk yang ditanam petani, lokasi, hingga perkiraan panen, akan bisa dilakukan pengaturan distribusinya, sekaligus meminimalisasi anjloknya harga karena pasokan yang berlimpah.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif