Jogja
Jumat, 29 Desember 2017 - 16:40 WIB

Kematian Tuji Karena Kelaparan Dinilai Akibat Melunturnya Hubungan Sosial di Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jenazah (google)

Pemerintah harus bergerak cepat merespons perubahan sosial di wilayah perkotaan.

Harianjogja.com, JOGJA–Kematian Tuji Harmanto, 40, warga Ponggalan Bawah, Giwangan, Umbulharjo yang diduga tewas karena tidak makan alias kelaparan, dinilai akibat hubungan sosial yang semakin meluntur.

Advertisement

Pengamat Sosial Bambang Prihandono menengarai saat ini kampung-kampung di Kota Jogja tengah mengalami pergeseran budaya. Dimana hubungan sosial dengan keluarga dan tetangga tidak saling peduli lagi.

“[Pergeseran perilaku sosial] Membuat sebuah masalah, entah kemiskinan, penyakit dan sebagainya. Dan itu tidak ada mekanisme sosial untuk membuat jaring-jaring pengaman dari pergeseran itu, dan orang akan cenderung semakin lemah. dampaknya orang meninggal tidak ketahuan,” kata pengajar di Universitas Atmajaya Jogja itu, Kamis (28/12/2017) sore.

Menurutnya pemerintah, khususnya Pemerintah Kota harus membuat jaring-jaring pengamanan akibat pergeseran budaya yang menuju pola hidup individual ini. Pasalnya masyarakat perkotaan saat ini yang masyarakat tidak lagi saling bertegur sapa, sehingga jaring seperti asuransi kesehatan, pribadi lainnya harus dipersiapkan.

Advertisement

“Jadi sebetulnya jarak hubungan sosial atau kohesi sosial itu, tidak ditentukan oleh jarak tetapi ditentukan oleh keterikatan sosial antara satu individu dengan individu lain. Terbukti di desa, dengan jarak jauh masih bisa mengenal dan berhubungan dengan baik, Karena memiliki ikatan atau kohesi sosial yang relatif kental,” ujar Bambang.

Dengan alasan diatas, Bambang berharap pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan yang dapat menyelamatkan masyarakat khususnya masyarakat dengan ekonomi lemah, anak-anak, perempuan, dan lansia yang sering menjadi korban dari pergeseran budaya ini. Di mana jaring berupa asuransi atau lainnya Bambang harapkan bisa menyelamatkan korban-korban seperti Tuji.

“Khususnya untuk hidup di kota risiko hidup sosial yang dijalani secara individu ditanggulangi dan membuat jaring-jaring pengamanan terhadap resiko seperti ini[asuransi], kalau dalam masalah pemerintahan ya dengan membuat kebijakan tentunya,” kata Bambang.

Advertisement

Tuji Harmanto pada Kamis ditemukan tewas di kamarnya. Warga menemukannya sudah dalam kondisi membusuk karena diperkirakan sudah meninggal lebih dari dua hari. Hasil pemeriksaan polisi menyatakan, korban diduga tewas karena kelaparan, dan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan di tubuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif