Jogja
Rabu, 27 Desember 2017 - 10:40 WIB

Para Pemuda Ini Mengkritik Kehidupan Glamor yang Sering Melupakan Kaum Papa

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penampilan kesenian tari dalam kegiatan Musthad'afin Car Days (MCDAys) di Plaza Ngasem, Kecamatan Kraton, Kota Jogja, yang digelar sejak Sabtu (23/12/2017) hingga Senin (25/12/2017). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Kritik kemewahan melalui MCDays.

Harianjogja.com, JOGJA–Angkatan Muda Muhaammadiyah (AMM) yang didominasi mahasiswa serta intelektual muda menggelar kegiatan Musthad’afin Car Day (MCDays) di Plaza Ngasem, Kecamatan Kraton, Kota Jogja sejak Sabtu (23/12/2017) hingga Senin (25/12/2017). Kegiatan bazar, seni budaya dan diskusi ilmiah itu untuk mengkritik berbagai bentuk kemewahan yang seringkali melupakan kelompok lemah atau mustad’afin.

Advertisement

Ketua AMM Kota Jogja Anang Amiruddin Nugroho mengakui, kegiatan itu digelar mengingat seringkali perhelatan yang dilakukan pemerintah cenderung mewah dan kurang menyentuh masyarakat bawah yang lemah alias kaum papa secara ekonomi atau ia menyebutnya dengan istilah mustad’afin.

Oleh karena itu, MCDays digelar dengan fokus pada perhatian dan pembahasan terkait golongan ekonomi lemah. Kegiatan itu telah dibuka oleh Wakil Walikota Jogja, Heroe Poerwadi, Sabtu (23/12/2017) petang lalu. “Banyak agenda yang glamor kadang kurang menyentuh masyarakat ekonomi lemah ini perlu diperhatikan,” terangnya, Senin (25/12/2017).

Diskusi ormas menjadi salah satu rangkaian MCDays dengan melibatkan berbagai ormas kepemudaan lainnya seperti Gerakan Pemuda Ansor dari kalangan nahdliyin dengan tema Ukhuwah dalam Kebersamaan yang digelar pada Minggu (24/12/2017).

Advertisement

Menurut dia, para pemuda sepakat, persoalan terkait kelompok masyarakat miskin harus segera di selesaikan karena kemiskinan dan kasus putus sekolah menjadi pekerjaan rumah dalam berdakwah di ranag sosial. Ia meyakin gerakan sosial oleh para pemuda jika dilakukan secara masif, terstruktur, saling bersinergi akan memberikan dampak signifikan dalam mengawal kelompok ekonomi lemah untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah.

“Dalam diskusi ini kami menangkap bahwa gerakan sosial ini harus senantiasi bergerak dan aplikatif, tidak hanya event formal saja,” tegas pemuda yang tengah menempuh pendidikan pascasarjana ini.

Wakil Walikota Jogja Heroe Poerwadi mengapresiasi kegiatan yang digagas Anang dan temannya tersebut. Kegiatan itu merupakan pertama kalinya digelar AMM dengan konsep mengangkat masyarakat miskin. Menurut Heroe, kelompok masyarakat miskin telah menjadi perhatian pemerinta kota Jogja. Salah satunya dengan memberikan bantuan khusus program pendidikan seperti memberikan keterbukaan mengakses pendidikan melalui Kartu KMS. “Kegiatan pemuda seperti ini yang sebaiknya terus ditumbuhkan sehingga karakter anak muda untuk peduli itu bisa terus tumbuh,” imbuh dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif