News
Rabu, 27 Desember 2017 - 18:00 WIB

Bakal Bentuk Tentara Nasional Palestina, Dewan Islam-Kristen di Yerusalem Hujat AS Runtuhkan Perdamaian

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aneksasi Israel di Yerusalem (Whisnu P/JIBI/Solopos)

Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebut Yerusalem ibu kota Israel dihujat banyak pihak.

Solopos.com, YERUSALEM — Presiden Donald Trump dituding telah meruntuhkan upaya perdamaian dunia. Dewan Islam-Kristen Palestina di Yerusalem berencana membentuk Tentara Nasional Palestina untuk mempertahankan Yerusalem sebagai ibu kota Palestina.

Advertisement

Dewan Islam-Kristen Palestina di Yerusalem menegaskan, daerah bersejarah itu merupakan  tanah air sekaligus ibu kota abadi mereka.

Bapa Manuel Mosallam, anggota dewan tersebut, mendesak seluruh faksi perjuangan harus bersatu dan menginisiasi pembentukan tentara nasional Palestina untuk mempertahankan Yerusalem.

Advertisement

Bapa Manuel Mosallam, anggota dewan tersebut, mendesak seluruh faksi perjuangan harus bersatu dan menginisiasi pembentukan tentara nasional Palestina untuk mempertahankan Yerusalem.

“Deklarasi Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel sudah meruntuhkan upaya perdamaian. Kita harus bersiap menghadapi kemungkinan paling buruk,” kata Bapa Manuel seperti dilansir Middle East Monitor, Selasa (26/12/2017), sebagaimana dikutip Suara.com.

Ia menilai, pembangunan dua negara merdeka (Israel dan Palestina) sudah tak lagi relevan dalam situasi kekinian. Apalagi, kata dia, AS yang menjadi mediator dan menawarkan solusi dua negara itu sudah jelas-jelas memihak Israel.

Advertisement

Karenanya, nasib seluruh wilayah dan rakyat Palestina harus dikembalikan kepada warga sendiri.

“Keputusan ada di tangan rakyat Palestina sendiri. Satu-satunya solusi adalah melakukan perlawanan dan pembangkangan sipil. Karenanya, kita perlu tentara nasional untuk mendukung perjuangan rakyat,” ungkapnya.

Untuk diketahui, konflik Israel-Palestina kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember 2017.

Advertisement

Deklarasi itu direspons oleh gelombang aksi protes warga Palestina, yang tak jarang berujung bentrokan berdarah dengan militer Israel.

PBB, Kamis (21/12/2017) pekan lalu sudah mengeluarkan resolusi agar AS mencabut deklarasi itu dan tak memindahkan kantor kedutaan besar mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Namun, resolusi yang didukung 128 negara anggota PBB itu tampaknya tak dipedulikan oleh AS. Negeri ‘Pakde Sam’ itu justru berencana memotong dana bantuan untuk PBB sampai Rp3,8 triliun.

Advertisement

AS juga mengancam memotong maupun memberhentikan aliran dana bantuan kepada negara-negara yang menolak mendukung deklarasinya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif