Soloraya
Selasa, 26 Desember 2017 - 14:00 WIB

WISATA SRAGEN : Wisatawan Serbu Museum Sangiran Saat Libur Sekolah dan Natal

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wisatawan memilih oleh-oleh di Kompleks Museum Sangiran, Kalijambe, Sragen, Senin (25/12/2017). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Wisata Sragen, Museum Sangiran diserbu pengunjung.

Solopos.com, SRAGEN — Wisatawan dari berbagai daerah ramai mengunjungi Museum Sangiran, Kalijambe, Sragen, selama liburan sekolah dan Natal, Sabtu-Senin (23-25/12/2017).

Advertisement

“Kami masih lakukan pembukuan jumlah pengunjung libur Natal. Berdasarkan catatan kami pada Minggu ada 2.500 wisatawan, hari Senin juga segitu. Kalau biasanya hari Minggu hanya 1.200 pengunjung, dan hari Senin kami libur,” tutur penanggung jawab Objek Wisata Museum Sangiran, Wibowo Endritono, Selasa (26/12/2017).

Bowo, panggilan akrab Wibowo Endritono, menjelaskan Museum Sangiran dibuka pada Senin lantaran merupakan hari libur nasional, dan banyaknya wisatawan yang datang. Bowo menjelaskan banyaknya wisatawan yang datang diduga lantaran masa libur sekolah berbarengan dengan libur hari Natal.

Diprediksi gelombang susulan wisatawan kembali terjadi pada akhir pekan ini, Sabtu-Minggu (30-31/12/2017) dan Senin (1/1/2018). “Mudah-mudahan lebih ramai lagi dari libur Natal kemarin. Apalagi kami tak ada kenaikan harga tiket,” ujar dia.

Advertisement

Diaroma manusia purba tinggal di gua, di Museum Sangiran (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Menurut Bowo harga tiket masuk Museum Sangiran dipatok Rp5.000 pada hari biasa maupun hari libur. Harga yang terjangkau menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. “Pengunjung kami banyak dari Jateng, Jogja, Jatim, Jabar, dan Jakarta,” kata dia.

Terpisah, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Krikilan, Aries Sutiyoko, menyoroti persoalan klasik tersentralisasinya aktivitas wisata di kompleks museum. Belum ada pemerataan ekonomi yang bisa dirasakan masyarakat (penduduk) Sangiran.

Advertisement

Dia mendorong disetujuinya rencana Pemdes Krikilan menyediakan kantong parkir di sebelah timur balai desa. Bila rencana itu disetujui, Pemdes bisa mendapatkan pemasukan tambahan, dan persoalan overload-nya area parkir museum teratasi.

“Yang tak kalah penting perlu adanya wisata alternatif di luar urusan museum dan pra sejarah. Di Sangiran ada Punden Tingkir yang akan kami buat outbond, tubing, flying fox, dan bumi perkemahan. Keberadaan perajin rumahan juga menarik,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif