Jogja
Selasa, 26 Desember 2017 - 04:20 WIB

Tutup HKSN di DIY, Kenduri Budaya dan Wayang Kulit Punya Makna Khusus

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Kenduri Budaya di halaman Dinas Sosial DIY, Minggu (24/12/2017). (I Ketut Sawitra Mustika/JIBI/Harian Jogja)

Dinas Sosial DIY menggelar kenduri budaya dan pementasan wayang kulit sebagai acara penutup sekaligus puncak rangkaian peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional

 
Harianjogja.com, JOGJA- Dinas Sosial DIY menggelar kenduri budaya dan pementasan wayang kulit sebagai acara penutup sekaligus puncak rangkaian peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2017, Minggu (24/12/2017).

Advertisement

Kepala Dinas Sosial DIY Untung Sukaryadi mengatakan roh dari HKSN adalah gotong royong. Rasa gotong royong itu berawal dari kerelaan dan rasa kesetiakawanan. Kedua hal tersebut bisa dimplementasikan dalam sebuah kegiatan bersama tanpa mengedepankan ego masing-masing.

“Rangkaian kenduri budaya ini yang dihadiri semua agama bukan sesuatu hal yang sepele. Kenduri budaya adalah sesuatu yang adi luhung. Ini masalah representasi kebersamaan dan pengorbanan. Jangan dilihat sebagai keborosan, nilainya yang harus diekspos,” ucap Untung di sela-sela acara.

Ia menambahkan, kegiatan kenduri budaya dan pagelaran wayang kulit merupakan usaha untuk memelihara kebudayaan dengan mewadahi berbagai kepentingan yang ada. “Ini sebagai wahana perekat kebhinnekaan. Itu poin utamanya.”

Advertisement

Sebelumnya, Dinas Sosial juga telah mengadakan bakti sosial, acara kesenian budaya, kirab budaya dan lomba futsal. Selain itu pada tanggal 15 Desember 2017 juga digelar upacara peringatan HKSN dengan tema Kesetiakawanan Sosial Nasional Perekat Keberagamaan di Stadion Mandala Krida.

Dilansir dari situs jogjaprov.go.id, Gubernur DIY Sri Sultan HB X dalam sambutannya yang kala itu dibacakan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Gatot Saptadi menyebut peringatan HKSN yang dilaksanakan setiap tahun merupakan upaya untuk mengenang kembali, menghayati dan meneladani semangat persatuan, kegotong royongan dan kekeluargaan rakyat yang secara bahu membahu mempertahankan kedaulatan Kota Jogja saat menjadi ibukota negara.

Sementara itu, Kepala Seksi Penyuluhan Sosial Dinas Sosial DIY Mulyanta mengatakan, gelaran wayang tidak hanya digunakan untuk hiburan semata tapi juga akan diisi dengan penyuluhan mengenai program-program Dinas Sosial. Dalang yang dihadirkan malam itu adalah Ki Seno Nugroho yang membawakan lakon Petruk Pandita.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif