News
Senin, 25 Desember 2017 - 07:35 WIB

REI DIY Genjot Produksi Rumah Terjangkau Seharga Rp300 Juta-Rp500 Juta

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua REI DPD DIY Rama Adykasa Pradipta (kiri) mengunjungi stan pameran Amazing Property Expo 2017 di Atrium Ambarrukmo Plaza, Rabu (20/12/2017) malam. (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

REI DIY terus menggenjot produksi perumahan terjangkau karena banyak peminat.

Solopos.com, SLEMAN — Real Estate Indonesia (REI) DPD DIY menggelar pameran properti Amazing Property Expo 2017 di Atrium Ambarrukmo Plaza, Jogja, 20-25 Desember 2017. Melalui pameran ini, REI mendorong para anggota untuk memperbanyak produk rumah terjangkau.

Advertisement

Wakil Ketua REI DPD DIY Bidang Pameran dan Penerbitan, Khamud Wibisono, mengakui permintaan rumah terjangkau di DIY dengan kisaran harga Rp300 juta-Rp500 juta sangat tinggi. Namun kondisi tersebut tidak diimbangi suplai hunian yang disediakan para pengembang.

Berdasarkan informasi dari Sarikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), saat ini permintaan rumah terjangkau dari 2.000 angkatan kerja di DIY belum terlayani. Mereka berasal dari pekerja industri maupun perhotelan.

“Pasokan kita jauh di bawah itu [2.000 unit], 500 unit saja belum sampai, paling kisaran 300 unit. Maka melalui pameran ini kami dorong pengembang FLPP [Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan] ikut pameran agar trennya [rumah murah dan terjangkau] naik,” tuturnya pada awak media di sela-sela pameran, Rabu malam.

Advertisement

Selama 2017 ini, pengembang di DIY menyuplai 1.000-1.500 hunian. Sebanyak 5% di antaranya adalah hunian bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) seharga Rp123 juta, 15% rumah terjangkau, dan sisanya rumah kelas menengah atas yang dijual sampai Rp2 miliar.

Wibi mengakui konsumen rumah menengah atas justru didominasi masyarakat luar Jawa. Kondisi ini terjadi karena kemampuan masyarakat lokal untuk membeli rumah mewah masih terbatas. Selain itu, serapan rumah terjangkau di DIY juga masih minim.

Data Kementerian Perumahan Rakyat menyebut serapan rumah terjangkau di DIY paling kecil yaitu hanya 0,1% secara nasional. “Ini yang memang memprihatinkan dan jadi tema besar untuk mendorong teman-teman REI masuk ke situ [rumah terjangkau], agar backlog [selisih permintaan dan pasokan rumah] juga tidak semakin tambah. Kami dorong pemain di segmen itu tinggi,” tuturnya.

Advertisement

Ketua REI DPD DIY Rama Adykasa Pradipta mengatakan harga properti di DIY sudah terlampau tinggi sehingga sulit dijangkau masyarakat lokal yang didominasi kalangan menengah. Pameran properti ini diharapkan menjadi kesempatan bagi pengembang untuk memperluas pasar, terutama untuk segmen hunian terjangkau.

Pameran diikuti 37 pengembang, 80% di antaranya adalah produk rumah tapak dan sisanya hunian vertikal. “Pameran ini kita ingin mengondisikan market juga karena dengan pertumbuhan [ekonomi] lima persen belum ideal untuk properti, idealnya paling enggak enam persen. Dengan pertumbuhan lima persen itu kita harus banyak mendekatkan pada calon pembeli,” kata Rama.

Pameran dilaksanakan menjelang akhir tahun karena jumlah wisatawan yang datang ke DIY diprediksi meningkat. Hal itu sebagai upaya memperbaiki penjualan properti yang selama 2017 stagnan.

Tiga tahun terakhir, REI hanya mampu menyuplai 1.000-1.500 unit rumah per tahun dari sebelumnya bisa mencapai 2.000 unit. “Tahun 2017 ini relatif datar [dibandingkan 2016], nyaris tidak tumbuh,” katanya.

Advertisement
Kata Kunci : Perumahan REi REI DIY
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif