News
Senin, 25 Desember 2017 - 17:00 WIB

Persatuan Gereja Indonesia Tolak Klaim Trump Atas Yerusalem

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemandangan Dome of the Rock dan kota kuno Yerusalem, 4 Desember 2017. (JIBI/Solopos/Reuters/Ronen Zvulun)

Persatuan Gereja Indonesia dan Konferensi Waligereja Indonesia menolak klaim Trump tentang Yerusalem.

Solopos.com, JAKARTA — Persatuan Gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyatakan secara tegas menolak keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Advertisement

“Sikap kami jelas dan terpusat, Paus di Vatikan secara eksplisit tidak sepakat dengan sikap Trump,sehingga sikap kami juga demikian,” kata Ketua KWI Ignatius Suharyo di Gereja Katedral, Jakarta, Senin (25/12/2017).

Ignatius Suharyo juga menjelaskan bahwa hal yang sama pun dilakukan oleh organisasi atau perkumpulan agama lainnya. Secara tegas ia menjelaskan bahwa permasalahan Israel dan Palestina bukanlah tentang agama, melainkan kemanusiaan.

Kemudian Suharyo menjelaskan sebaiknya permasalahan tersebut diselesaikan secara diplomasi oleh kedua negara. Sedangkan negara lain hanyalah memfasilitasi kedua negara tersebut. “Fasilitator yang kami maksud adalah memastikan bahwa negosiasi tersebut berjalan maju atau memiliki peningkatan solusi, ” katanya.

Advertisement

Sebelumnya, Paus Fransiskus dan Raja Yordania Abdullah membahas keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keduanya sepakat bahwa hal itu berbahaya bagi perdamaian di Timur Tengah.

Raja Abdullah dan Paus berbicara secara pribadi selama sekitar 20 menit mengawali lawatan raja itu ke Vatikan dan Prancis. Pernyataan Vatikan menyebutkan mereka membahas usaha memajukan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, dengan merujuk khusus ke masalah Yerusalem dan peran Raja Yordania sebagai Pemelihara Tempat Suci.

Raja Abdullah berasal dari Wangsa Hasyim, pemelihara tempat suci Muslim di Yerusalem. Hal itu mendorong Yerusalem peka terhadap setiap perubahan kedudukan kota yang disengketakan tersebut. Yordania juga terlibat perang melawan Israel yang berakhir dengan pendudukan Israel terhadap Yerusalem.

Advertisement

Ketika Trump mengumumkan keputusannya pada 6 Desember 2017 lalu, Paus menanggapi dengan menyerukan status quo Yerusalem kota itu harus dihormati. Menerut Paus, ketegangan baru di Timur Tengah akan mengobarkan konflik dunia.

Yordania juga menyebut keputusan AS tersebut secara hukum tak berlaku. Pasalnya, karena keputusan itu mendukung pendudukan Israel atas sektor bagian timur kota itu.

AS terus terisolasi akibat keputusannya itu ketika menghalangi seruan Dewan Keamanan PBB agar keputusannya ditarik. Baik Vatikan maupun Yordania mendukung solusi dua-negara untuk mengatasi konflik tersebut. Keduanya sepakat status Yerusalem sebagai bagian dari proses perdamaian.Pihak Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara merdeka mereka di masa mendatang, sedangkan Israel telah menyatakan seluruh kota itu menjadi ibu kotanya.

Advertisement
Kata Kunci : Donald Trump Yerusalem
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif