News
Sabtu, 23 Desember 2017 - 20:00 WIB

Waspada Cuaca Buruk Jelang Natal Hingga Tahun Baru

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga berfoto dengan latar belakang mendung tebal di Solo, beberapa waktu lalu. (Dok/JIBI/Solopos)

Cuaca buruk diprediksi terjadi di berbagai wilayah Indonesia menjelang Natal 2017 hingga tahun baru 2018.

Solopos.com, JAKARTA — BMKG merilis sebanyak 93,27 % wilayah Indonesia memasuki musim hujan dan sisanya 6,73 % masih mengalami musim kemarau yang sifat lokal, seperti di beberapa wilayah Jatim, Bali, NTT, NTB, dan Sulawesi Maluku. Sedangkan Sumatra dan Kalimantan sedang memasuki puncak musim hujan jelang Natal dan Tahun Baru.

Advertisement

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengingatkan agar masyarakat mewaspadai hujan dengan curah sedang sampai lebat menjelang Natal 2017 dan tahun baru 2018. Berdasarkan hasil analisa BMKG, potensi hujan lebat ini disebabkan suplai massa udara lembab dari Samudera Pasifik, daratan Asia, dan Samudera Hindia yang terakumulasi di kepulauan Indonesia.

Masyarakat perlu mewaspadai hujan sedang-lebat dalam kurun waktu 19-23 Desember 2017 yang terjadi di Aceh bagian barat, pesisir selatan Sumatra, Banten, pesisir utara jawa, Sulawesi Selatan, NTB, dan sebagian NTT.

Sedangkan dalam periode Natal 24-26 Desember 2017, hujan sedang-lebat terjadi di pesisir selatan Sumatra Utara dan Sumatra Barat, NTB, NTT, Sulawesi Tengah, dan Papua Bagian Tengah. Menjelang tahun baru 2018, 26-31 Desember 2017, potensi hujan sedang-lebat terjadi di Pesisir Utara Jawa, Jateng, Jatim, Kaltara, Sulteng, dan Maluku.

Advertisement

Pada awal tahun, yakni 1-7 Januari 2018, konsentrasi hujan sedang-lebat di Aceh, Pesisir Barat Sumatera, Jateng, DI Yogyakarta, Kaltim, Kaltara, Sulteng, dan NTT.

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi angin kencang yang dapat mencapai lebih dari 20 knot (lebih dari 36 km/jam) yang berpotensi terjadi di Laut Cina Selatan, Laut Natuna, Laut Jawa, Laut Banda, Samudera Hindia dari selatan Jawa Tengah hingga NTB.

Angin kencang ini berpengaruh pada gelombang tinggi. Masyarakat diminta mewaspadai gelombang tinggi, seperti di Laut Cina Selatan dan Laut Natuna Utara dengan tinggi gelombang mencapai 6-7 m. Guna mengantisipasi cuaca buruk, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginstruksikan para kepala bandara agar proaktif mengantisipasi ramalan cuaca dari BMKG.

Advertisement

“Kita sudah melakukan koordinasi dengan BMKG. Kabandara-kabandara saya instruksikan agar proaktif mengantisipasi ramalan cuaca di tempat-tempat tertentu, sehingga kita bisa prediksikan dan bisa menginformasikan kepada masyarakat,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif