Sport
Sabtu, 23 Desember 2017 - 07:25 WIB

BENGAWAN CUP III : Usai Bawa Putri Mataram Juara, Sheva Ingin Jadi Pesepak Bola Idola

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sheva Imut Furyzcha (JIBI/Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Bengawan Cup III diwarnai dengan Putri Mataram yang menjadi juara.

Solopos.com, SOLO – Pesepak bola putri ini baru berusia 13 tahun. Sama seperti remaja usianya, postur tubuhnya masih relatif kecil. Tinggi badannya hanya sekitar 150 cm meter. Saking mugilnya, jersey yang ia kenakan terlihat kedodoran. Bahkan dia harus mengikat bagian belakang jersey-nya dengan sebuah karet gelang supaya tidak terlihat kedodoran.

Advertisement

Pesepak bola putri itu lahir dengan nama Sheva Imut Furyzcha. Paras wajahnya memang imut, sama sepertinya namanya. Meski berpostur mungil, skill Sheva dalam mengolah si kulit bundar membuat banyak orang berdecak kagum. Saat tampil membela Putri Mataram menghadapi Putri Kediri di final Invitation Women’s Tournament Bengawan Cup III 2017 di Stadion Sriwedari, Solo, Jumat (22/12/2017), Sheva tampil mengesankan.

Siswi Kelas VIII SMPN 24 Surabaya itu menunjukkan kelasnya sebagai pesepak bola putri berbakat. Pemain bernomor punggung 25 itu berkali-kali mampu melewati adangan pemain Putri Kediri. Ia ikut andil besar dalam kemenangan Putri Mataram dengan skor 1-0 atas Putri Kediri dengan sebuah assist.

Karena tampil mengesankan sepanjang pertandingan, Sheva kerap menjadi sasaran pelanggaran pemain lawan. Dia harus jatuh bangun menghadapi sejumlah tekel keras pemain lawan. Dalam kondisi sedikit pincang, Sheva masih nekat tampil. Namun, dia akhirnya dibawa ke luar lapangan sambil tertatih-tatih.

Advertisement

Kaukus Anak Gawang (KAG) menetapkan Sheva sebagai pemain terbaik di turnamen sepak bola wanita itu. Sheva berjalan pincang menuju panggung untuk menerima hadiah piala dan sepatu sepak bola. “Di sini saya tampil kurang maksimal. Mungkin kecapaian saja karena baru pulang dari turnamen Piala Pertiwi [di Palembang],” kata Sheva saat ditemui wartawan seusai pertandingan.

Sheva sebetulnya lahir dari keluarga yang tidak punya riwayat sebagai pemain sepak bola. Bermula dari kegemarannya bermain sepak bola dengan teman-teman prianya di kampung, Sheva didaftarkan oleh ayahnya belajar di SSB di Surabaya. “Pertama kali masuk SSB, dites ternyata belum bisa nendang bola. Selalu salah terus. Tapi, saya terus belajar sampai akhirnya bisa,” ucap Sheva.

Turnamen Bude Karwo 2016 menjadi kompetisi sepak bola pertama yang diikuti Sheva. Kala itu, Sheva membawa Putri Sidoarjo melaju ke final. Sayang di babak final, Putri Sidoarjo dikalahkan IKIP Budi Utomo. Meski gagal membawa Putri Sidoarjo juara, nama Sheva mulai dikenal orang sejak mengikuti turnamen ini.

Advertisement

Bakat istimewanya ternyata dicium oleh tim pemandu bakat. Sheva pun akhirnya terpilih masuk Timnas Sepak Bola Putri U-15. Bersama timnas, Sheva mengikuti Piala AFF Junior U-15 yang diselenggarakan di Thailand. “Sayang kita tidak lolos di babak penyisihan grup. Mudah-mudahan ke depan bisa masuk timnas lagi supaya bisa menunjukkan kemampuan terbaik,” katanya.

Sheva mengaku belum mengenal sosok pesepak bola putri dalam negeri yang bisa dibanggakan. Sheva pun bermimpi bisa menjadi idola sebagai pesepak bola putri di dalam negeri. “Di Indonesia belum ada pesepak bola putri idola. Inginnya kelak saya yang jadi idola, bukan saya yang mengidolakan. Kalau di luar negeri, saya mengidolakan Alex Morgan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif