Jogja
Jumat, 22 Desember 2017 - 19:55 WIB

Khitan Massal, 50 Anak di Bantul Bakal Ikut Pawai Moge dan Jeep

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sejumlah 50 anak bakal mengikuti bakti sosial khitanan massal

Harianjogja.com, BANTUL—Sejumlah 50 anak bakal mengikuti bakti sosial khitanan massal yang diselenggarakan oleh para alumnus SMA 3 Padmanaba Yogyakarta di Sanden, Minggu (24/12/2017) mendatang.

Advertisement

Sebelum dikhitan, puluhan anak tersebut akan diajak pawai menggunakan motor gede (moge) dan juga mobil jeep. Selain itu arak-arakan yang dimulai dari Balai Desa Srigading menuju ke Balai Desa Gadingharjo Kecamatan Sanden ini juga akan diikuti oleh rombongan gerobak sapid an kelompok bregada.

Ketua Panitia, Bambang Wicaksono mengatakan khitanan masal ini merupakan hasil kerjasama para alumnus dengan alumni SMP se-Kecamatan Sanden dan komunitas dokter pecinta moge (Meddocs).

Menurutnya hingga dua hari sebelum pelaksanaan tercatat setidaknya 50 anak menjadi calon khitan. Anak-anak tersebut mayoritas berasal dari Sanden, selaini itu ada pula anak-anak dari anggota Keluarga Besar Alumni (KBA) SMA 3 Padmanaba yang diikutkan.

Advertisement

Bambang menyampaikan dalam acara yang akan dimulai pada pukul 08.00 WIB itu diterjunkan tiga orang dokter bedah berasal dari RS Angkatan Laut Surabaya dan Yogyakarta serta 15 orang paramedis dari lintas sektor.

“Memang kita sebar pemberitahuan bagi dokter dan paramedis yang ingin berpartisipasi, ternyata antusiasnya tinggi,” katanya saat jumpa pers, Jumat (22/12/2017).

Koordinator Departemen Dana dan Operasional Khitanan Masal, Triyanto menyebut akan ada pemisahan rombongan arak-arakan. Rombongan motor gede menurutnya akan melewati rute berbeda meskipun sama-sama berangkat dari balai desa Srigading.

Advertisement

Hal ini lantaran motor dengan kapasitas mesin di atas 1000CC tidak mampu untuk berjalan pelan mengikuti arak-arakan bregada dan gerobak sapi.

Ia menambahkan, agenda khitanan masal ini memang sengaja diselenggarakan pada masa liburan sekolah. Sedangkan konsep pawai tersebut menurutnya sebagai daya tarik agar anak-anak mau dikhitan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif