News
Rabu, 20 Desember 2017 - 18:00 WIB

Viral, Foto Jokowi Muda Saat Jadi Pengusaha Mebel

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Jokowi saat masih menjadi pengusaha mebel di Solo. (Facebook/Presiden Joko Widodo)

Foto Jokowi saat masih muda dan menjadi pengusaha mebel viral di Facebook. Rupanya, tak banyak perubahan dari penampilannya.

Solopos.com, SOLO — Sudah banyak diketahui orang bahwa Presiden Joko Widodo adalah pengusaha mebel selama puluhan tahun. Namun, tak banyak rekaman lensa yang menggambarkan Jokowi saat masih menjadi seorang pengusaha, jauh hari sebelum memutuskan untuk terjun sebagai politikus.

Advertisement

Sebuah foto yang menggambarkan momen saat masih memimpin perusahaan mebel kayu akhirnya muncul di akun Facebook Presiden Joko Widodo. Foto yang diunggah pada Senin (18/12/2017) lalu itu menunjukkan Jokowi sedang bersama para karyawannya.

Latar belakangnya menunjukkan sebuah ruang bengkel sederhana. Dinding ruangan itu hanya berupa tembok bata yang belum diplester dan lantainya tertutup ubin hitam. Di sana-sini terdapat potongan-potongan kayu dan Jokowi yang mengenakan baju lengan panjang putih – celana hitam terlihat sedang memegang sebuah meja kayu yang belum jadi.

Advertisement

Latar belakangnya menunjukkan sebuah ruang bengkel sederhana. Dinding ruangan itu hanya berupa tembok bata yang belum diplester dan lantainya tertutup ubin hitam. Di sana-sini terdapat potongan-potongan kayu dan Jokowi yang mengenakan baju lengan panjang putih – celana hitam terlihat sedang memegang sebuah meja kayu yang belum jadi.

Tak ada keterangan tentang kapan dan di mana foto itu diambil. Begitu pula tentang identitas orang-orang dalam foto itu.

Foto itu diunggah beberapa jam setelah Presiden Jokowi menjadi keynote speaker dalam Entrepreneurs Wanted! (EW!) di Gedung Sasana Budaya Ganesha Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Senin lalu. Bersamaan dengan foto itu, Jokowi menuliskan curhatnya tentang usahanya.

Advertisement

Saya sudah 27 tahun jadi pengusaha meubel. Usaha saya sampai sekarang masih berjalan. Perusahaan saya mengekspor meubel ke Eropa, Amerika, lalu sekarang banyak juga ke Korea dan Jepang. Jadi saya tahu betul seluk-beluk berusaha.

Seperti yang saya ceritakan dalam acara Entrepreneurs Wanted! di Bandung siang tadi, saya tahu betul bagaimana susahnya cari modal usaha di awal-awal, kemudian keliling-keliling mencari pembeli, mengurus perizinan yang rumit, mengisi SPT pajak, mengurus karyawan, pegawai, dan mengurusi alat-alat produksi.

Tapi, terus terang, saya sedih tiga anak saya tak satu pun yang mau meneruskan usaha saya. Kurang apa? Pabriknya ada, alat-alat produksinya ada, karyawannya ada.

Advertisement

Yang bikin “shock”, waktu anak sulung saya Gibran datang: “Pak, saya mau jualan martabak”. Dalam hati saya, “Waduh, jualan martabak.”

Tapi kemudian apa yang terjadi? Saya terkejut, hanya dalam rentang waktu lima tahun saja “brand value” pabrik kayu yang saya bangun ternyata sudah kalah jauh dari “brand value” martabak milik Gibran. Merek usaha martabak Gibran nilainya lima kali lipat dari merek pabrik kayu saya.

Rupanya ini yang membedakan antara generasi tua dengan generasi muda saat ini. Generasi dahulu seperti saya lebih bangga jika memiliki aset besar, karyawan banyak, dan ekspor besar. Saat ini ada hal yang lebih besar nilainya yakni “brand value”.

Advertisement

Itulah sebabnya saya tidak kaget lagi ketika tiga bulan lalu, anak bungsu saya Kaesang, juga datang dan menyampaikan: “Pak, saya mau jualan pisang goreng.” Ya sudah.

Advertisement
Kata Kunci : Presiden Jokowi
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif