Jogja
Rabu, 20 Desember 2017 - 22:20 WIB

Kokam Jogja Gelar Tabligh Akbar Mengingat Kembali Sejarah Kotagede

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Masjid Kotagede, peninggalan Kraton Kotagede (JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)

Pemuda Muhammadiyah yang tergabung dalam Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) akan menggelar pengajian akbar di Masjid Gede Mataram, Kotagede

 
Harianjogja.com, JOGJA – Pemuda Muhammadiyah yang tergabung dalam Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) akan menggelar pengajian akbar di Masjid Gede Mataram, Kotagede, Kota Jogja Jumat (22/12/2017).

Advertisement

Kegiatan itu mengangkat tema Persatuan Umat untuk Merajut Kebersamaan dengan penceramah Bachtiar Nasir, sekaligus mengingatkan kembali pentingnya sejarah Kotagede di masa lampau.

Komandan Kokam Kotagede Kota Jogja Pramudya Ananto menjelaskan, kegiatan itu akan digelar seusai Salat Jumat di Masjid Gede Mataram Kotagede. Selain pengajian, akan digelar juga pembaretan bagi anggota Kokam.

Pihaknya sengaja mengangkat tema tersebut karena masyarakat Kotagede sangat menjunjung tinggi budaya lokal. “Pengajian ini akan dihadiri ustadz Bachtiar Nasir,” terangnya dalam rilis yang dikirim kepada Harianjogja.com, Rabu (20/12/2017).

Advertisement

Tokoh Masyarakat dan Pegiat Budaya Muhammad Nasir Chirzin menambahkan, berbagai sudut Kotagede menyimpan sejarah penting. Pada masa Panembahan Senopati Kotagede merupakan sebuah kota besat dan maju yang tidak hanya menjadi pusat ekonomi perdagangan, namun juga menjadi sebuah pusat kebudayaan dan agama.

Ia menyebut, keberadaan Muhammadiyah di Kotagede menjadi menarik dikaji. Mengingat, saat KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, ketika itu banyak warga Kotagede yang turut bersama Muhammadiyah.

“Sehingga Muhammadiyah makin dekat dengan Kotagede, banyak kegiatan dan amal usaha serta organisasi otonom Muhammadiyah yang berkembang di Kotagede,” kata warga Kotagede ini.

Advertisement

Berkaitan dengan Kotagede, kata dia, sejarah menarik lainnya yaitu terkait peralihan Hindu Mataram ke Islam Mataram yang menjadi contoh harmoni dan saling menghormati antar umat beragama. Tanpa ada konflik, bahkan bangunan dengan ciri khas Hindu hingga saat ini masih terjaga, seperti yang terlihat di Masjid Gede Mataram Kotagede.

“Di Kotagede saat ini masyarakatnya sangat kompleks dan terjalin kerukunan antar umat beragama, ada Islam, Hindu, Budha, Kristen hingga Khonghucu sampai pada aliran kepercayaan semua hidup berdampingan,” kata dia.

Nasir Chirzin mengatakan, kerukunan antar umat beragama itu terjalin dengan di Kotagede karena masyarakatnya menyadari pentingnya hubungan antar manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan maupun manusia dengan Tuhan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif